Studi: Makan Lebih Awal Kurangi Risiko Terkena Diabetes Tipe-2!

- Jumat, 19 Maret 2021 | 15:20 WIB
Ilustrasi makan. (photo/Ilustrasi/Pexels/Adrienn)
Ilustrasi makan. (photo/Ilustrasi/Pexels/Adrienn)

Tidur lebih awal dan bangun lebih awal membuat pria menjadi sehat, kaya, dan bijaksana. Tetapi, tahukah kamu bahwa makan lebih awal juga bisa membuat kamu menjadi lebih sehat? Terdapat sebuah penelitian baru yang dilakukan The Endocrine Society menemukan puasa intermiten atau makan lebih awal dikaitkan dengan penurunan kadar gula darah dan resistensi insulin. 

Orang yang mulai makan sebelum 8:30 mempunyai kadar gula darah yang lebih rendah dan resistensi insulin yang lebih redah, yang dapat kurangi risiko diabetes tipe2. Melihat hal itu, Ketua Peneliti University 
Northwestern University Chicago, Marriam Ali, MD. memberi komentarnya.

"Kami menemukan orang yang mulai makanpada pagi hari memiliki kadar gula darah yang lebih rendah dan resistensi insulin yang lebih rendah, terlepas dari apakah mereka membatasi asupan makanan mereka kurang dari 10 jam sehari atau asupan makanan mereka tersebar lebih dari 13 jam setiap hari," ungkap Marriam Ali, MD. 

Resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak merespon dengan baik insulin yang diproduksi pankreas dan glukosa kurang dapat memasuki sel. Orang dengan resistansi insulin berisiko lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2. Resistensi insulin dan kadar gula darah tinggi pengaruhi metabolisme seseorang, memecah makanan menjadi komponen lebih sederhana. Gangguan metabolisme seperti diabetes terjadi ketika proses normal ini terganggu.

"Dengan meningkatnya gangguan metabolisme seperti diabetes , kami ingin memperluas pemahaman kami tentang strategi nutrisi untuk membantu mengatasi masalah yang berkembang ini," lanjutnya. 

Studi sebelumnya telah menemukan makan dengan batasan waktu, yang mengkonsolidasikan makan ke jangka waktu yang dipersingkat setiap hari, secara konsisten menunjukkan peningkatan kesehatan metabolik. Kelompoknya ingin melihat apakah makan pada hari sebelumnya dapat pengaruhi ukuran metabolisme. 

Peneliti pun menganalisis data dari 10.575 orang dewasa yang ikut dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional. Mereka bagi peserta menjadi 3 kelompok tergantung pada total durasi makanan. Mereka kemudian membuat enam subkelompok berdasarkan waktu mulai makan. 

Mereka juga menganalisi data ini untuk tentukan apakah makan durasi dan waktu dikaitkan dengan kadar gula darah puasa dan diperkirakan resistensi insulin. Kadar gula darah puasa tidak berbeda secara signifikan antara kelompok interval makan. 

“Temuan ini menunjukkan bahwa waktu lebih terkait erat dengan pengukuran metabolisme daripada durasi, dan mendukung strategi makan dini ,” tutup Marriam Ali.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X