Yuk Kenali Penyebab Diare dan Cara Mencegahannya, Apa Saja?

- Rabu, 18 Januari 2023 | 19:30 WIB
Ilustrasi wanita mengalami gangguan perut (Freepik)
Ilustrasi wanita mengalami gangguan perut (Freepik)

Diare bisa dialami oleh siapapun mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia). Butuh pencegahan dan penanganan yang tepat agar penyakit ini tidak membahayakan tubuh.

Diare adalah kondisi perubahan frekuensi buang air besar (BAB) yang disertai perubahan konsistensinya, yakni BAB menjadi lebih lembek atau cair dan frekuensinya meningkat.

Baca juga: Kenali dari Sekarang, Penyakit Diare Bisa Timbul karena Stres

"Bisa dikatakan hampir semua orang pernah mengalami diare, karena memang dari penyebabnya pun bisa karena infeksi atau tidak cocok dengan makanan. Jadi memang akan mudah dialami oleh semua orang," ujar Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi Ardiani melalui siaran resminya dikutip Antara pada Rabu.

Lebih lanjut dr. Avi mengatakan, ada dua tipe diare yakni diare akut dan diare kronis. Yang pertama terjadi kurang dari dua minggu, biasanya disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi atau infeksi virus, bakteri, atau parasit.

Penyebab lainnya adalah perubahan pola asupan karena sistem pencernaan belum terbiasa dengan asupan yang baru dikonsumsi, misalnya diare karena pertama kali minum susu. Pada kondisi ini, diare bisa sembuh dengan sendirinya namun jika disebabkan infeksi, butuh penanganan.

Diare kronis, terjadi selama lebih dari dua minggu. Penyebabnya, malabsorbsi atau gangguan penyerapan, misalnya orang-orang yang memiliki intoleransi gluten, laktosa, fruktosa.

Bisa juga karena penyakit yang terdapat peradangan di saluran cerna, seperti IBD (Inflammatory Bowel Disease) atau IBS (Irritable Bowel Syndrome).

Baca juga: Awas! Diare Rotavirus Bisa Sebabkan Gangguan Organ hingga Kematian

"Maka, harus ada manajemen lifestyle dan makanan yang dikonsumsi. Gangguan saluran cerna yang terjadi secara kronik pun memerlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Diare pun bergantung pada daya tahan tubuh," kata dr. Avi.

Menurut dr. Avi, diare juga bisa disebabkan karena penularan infeksi melalui fekal oral. Misalnya, saat seseorang sedang diare dan tidak bersih dalam mencuci tangan, maka penyakit tersebut bisa ditularkan lewat benda-benda yang disentuhnya.

Diare perlu diwaspadai ketika berlangsung lebih dari tiga hari, dan sudah dibantu dengan oralit tapi gejalanya tidak membaik atau semakin parah, ditambah terdapat demam, mual, muntah, sakit perut, perut terasa keram, tiba-tiba BAB-nya ada lendir atau darah, maupun berkali-kali BAB. Kemungkinan diare tersebut disebabkan oleh infeksi.

"Yang perlu diwaspadai adalah jangan sampai terjadi dehidrasi, karena saat diare banyak cairan tubuh yang hilang, karena keluar terus lewat feses. Cairan tubuh juga hilang beserta elektrolit-elektrolit yang memang untuk tubuh. Jadi caranya, minum air yang cukup, air putih atau ditambah cairan oralit yang mengandung garam dan gula," ujar dr. Avi.

Apabila cairan oralit tidak membantu, bisa ditambahkan obat-obatan mengandung yang adsorben untuk menghentikan diare, misalnya ada attapulgite, pectin, karbon aktif, bismuth.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X