Seperti yang kita tahu, sudah banyak informasi yang menjelaskan hubungan antara penyakit gerd dengan stres. Namun, sudahkah kalian mendengar bahwa stres juga bisa menjadi faktor diare?
Meskipun banyak orang yang sering menganggap diare sebagai penyakit yang umum terjadi karena virus buruk dari makanan atau bakteri, ternyata diare juga bisa menjadi bentuk respon terhadap stres atau kecemasan.
Baca Juga: Manfaat Daun Singkong, Baik untuk Ibu Hamil hingga Atasi Diare
Dikutip melalui Nature Reviews Gastoenterology & Hepatology, ada yang namanya otak kecil di usus manusia. Yang dimaksud dari otak kecil ini adalah, saraf-saraf enterik yang terhubung langsung ke sistem saraf pusat dan bertugas mengendalikan pencernaan.
Penelitian menunjukan bahwa, otak besar yang terletak di tengkorak atau kepala, terus berkomunikasi dengan otak kecil di usus. Ini mengartikan jika, suasana hati dapat mempengaruhi perut dan begitupun sebaliknya jika masalah usus bisa mempengaruhi suasana hati.
Baca Juga: Hati-hati! Demam Tiba-tiba Disertai Diare Bisa Jadi Gejala Tertular HIV
Menurut sebuah studi yang ada dalam jurnal Comprehensive Physiology, stres mengaktifkan neuron yang mengandung CRF (faktor pelepas kortikotropin) yang membuat usus bergerak lebih cepat dan meningkatkan aktivitas seperti orang yang sedang cemas.
Kortikotropin sendiri merupakan hormon yang terhubung dengan beberapa hormon stres, yang dikenal sebagai kortisol. Sementara itu, orang-orang juga memiliki reaksi yang berbeda dalam merespon stres seperti, diare, sembelit, sakit perut biasa, kembung bahkan mual.
Itu semua adalah bagian dari respon atau perlawanan dari tubuh. Hormon stres atau kortisol dan adrenalin dapat membuat limbah makanan bergerak lebih cepat melalui saluran pencernaan. Inilah kenapa, stres dapat menyebabkan sembelit atau diare.
Pennulis: Jihan Rienita
