Studi Baru Ini Mengatakan Samudra Arktik Pernah Menjadi Perairan Tawar

- Selasa, 9 Februari 2021 | 13:06 WIB
Ilustrasi arktik. (photo/Ilustrasi/Pexels/Simon Migaj)
Ilustrasi arktik. (photo/Ilustrasi/Pexels/Simon Migaj)

Wilayah Siberia yang terbentang di utara Asia yang kita kenal kini, tidak selamanya berupa dataran yang ramah dihuni manusia. Zaman dahulu, sekitar 60.000-70.000 tahun yang lalu, kawasan itu hampir tertutup es seperti belahan Bumi utara lainnya, Eropa dan Amerika Utara.

Dikarenakan jaraknya yang begitu luas, para ilmuwan pun bertanya-tanya mengenai seberapa tebal dan bagaimana es memengaruhi sirkulasi dari aliran laut pada periode glasial Bumi. Melalui laporan dari jurnal Nature pada 3 Februari 2021 ini, ternyata 150.000 tahun yang lalu, es itu miliki peran untuk membuat Samudra Arktik dan Laut Nordik menjadi perairan tawar. 

Kedua perairan tertutup es setebal 900 meter, yang kemudian secara cepat di akhir periode glasial yang menjadi asin akibat Samudra Atlantik. Di sisi lain, para ilmuwan dari Alfred Wegener Institute (AWI) dan University of Bremen ini menganalisa komposisi dari sedimen laut pada Samudera Arktik dan Laut Nordik. Berbeda dengan darat, di laut terdapat jejak es yang luas ditemukan sebelumnya. Data temuan penelitian yang terdahulu kemudian digabungkan dengan data baru untuk diteliti. 

"Hasil ini berarti perubahan nyata pada pemahaman kita tentang Samudra Arktik di zaman es,” ungkap Walter Geibert dari AWI melansir dari perilisan pers.

“Sepengetahuan kami, ini pertama kalinya ada temuan Samudra Arktik dan Laut Nordik yang [sempat jadi] tawar untuk diteliti—terjadi tidak hanya sekali, tetapi dua kali.” lanjutnya.

Mereka menulis, isotop thorium-230 sebagai hasil dari pembusukan alami uranium, tidak ditemukan dalam observasi. Padahal, hasil tersebut merupakan indikator penting sebagaip data 'jam alam' pada periode glasial.

“Zat ini [semestinya] terakumulasi di dasar laut, yang mana ia tetap dapat dideteksi untuk waktu yang sangat lama sebab jejak asalnya berusia 75.000 tahun,”  jelas Geibert.

"Ketidakhadirannya [hasil zat itu] yang berulang dan tersebar luas adalah bukti yang mengungkapkan kepada kami mengenai apa yang terjadi.” lanjutnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X