Situasi pandemi COVID-19 meninggalkan sejumlah problematika tidak hanya di bidang kesehatan. Lingkungan menjadi salah satu aspek yang terkena akibat pandemi COVID-19. Salah satu problematika sisi lingkungan akibat pandemi ini adalah sampah medis.
Pernah gak sih kalian pikir kemana perginya sampah-sampah medis yang digunakan oleh masyarakat hingga para tenaga kesehatan? Kesempatan kali ini, Indozone akan mencoba uraikan, kemana sih perginya sampah medis usai digunakan oleh masyarakat hingga tenaga medis.
Sebagian sampah medis biasanya terbuat dari bahan plastik. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah medis berbahan plastik ini tentunya bisa menjadi permasalahan lingkungan baru. Terkait dengan hal itu, pihak dari Pusat Penelitian Kimia LIPI mengembangkan sebuah metode untuk daur ulang sampah medis berbahan plastik ini dengan metode kristalisasi.
Metode ini memungkinkan terciptanya plastik daur ulang dengan kualitas yang baik. Hal ini dikarenakan proses daur ulangnya yang berbeda. Pihak Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sunit Suhendra mengatakan jika metode kristalisasi sendiri memungkinkan terjadinya degradasi yang sangatlah rendah dikarenakan tidak adanya shear dan stress seperti pada proses daur ulang biasa. Ini menghasilkan plastik yang dapat dipergunakan kembali dengan kualitas yang baik.
Terdapat bebrapa keunggulan dari metode kristalisasi sendiri. Dimana, metode ini termasuk dalam metode yang mudah untuk diterapkan. Selain itu, seperti yang sudah dijelaskan, metode ini nantinya hasilkan plastik yang berkualitas dan murni.
Material yang dihasilkan juga tidak terdegradasi oleh efek pemanasan. Dan, output dari metode ini merupakan sebuah serbuk plastik yang siap diolah kembali. Jadi, gimana guys menurut kamu tentang proses dari metode kristalisasi ini? Tulis pendapat kamu di kolom komentar ya guys!
