Mulai 10 Desember 2020, wisatawan tujuan Islandia akan dapat terbebas dari aturan karantina jika dapat membuktikan sebelumnya pernah positif Covid-19 lalu sembuh.
Kebijakan baru itu memungkinkan pengunjung yang telah pulih dari virus untuk mengirimkan tes PCR positif setidaknya selama 14 hari atau tes antibodi dari laboratorium Eropa atau ahli epidemiologi di Islandia.
Nmaun tes cepat (rapid test) tidak berlaku untuk program ini.
Meskipun langkah ini akan memperluas kesempatan turis berkunjung ke Islandia, pengunjung dari AS masih tidak diizinkan masuk.
"Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk membatasi risiko infeksi yang masuk ke negara di seberang perbatasan," kata Perdana Menteri Islandia Katrín Jakobsdóttir dalam sebuah pernyataan dikutip dari Travel and Leisure.
"Meskipun kami tidak pernah dapat menjamin bahwa semua potensi sumber wabah di masa depan dapat dihentikan, itu bijaksana karena tujuannya untuk meminimalkan risiko ini sebanyak mungkin. Kami berharap bahwa pengembangan vaksin yang efektif akan memungkinkan kami untuk meninjau langkah-langkah perbatasan pada minggu-minggu pertama tahun baru."
Saat ini, Islandia mewajibkan pengunjung untuk melakukan karantina selama 14 hari setelah kedatangan atau menjalani tes 2 kali.
Sekali pada saat kedatangan dan kemudian karantina selama 5 hingga 6 hari sebelum diuji lagi.
Pengunjung yang melakukan karantina di Islandia kini diizinkan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata (seperti air terjun Islandia yang menakjubkan).
Namun Islandia telah menutup kolam renangnya yang terkenal dan mewajibkan restoran dengan izin untuk menjual alkohol tutup pada pukul 9 malam.
Selain itu setiap orang wajib memakai masker dan harus berada dalam jarak 2 meter satu sama lain.
Meskipun warga AS tidak dapat mengunjungi Islandia untuk liburan singkat, mereka dapat mengajukan visa jangka panjang dan tinggal hingga 6 bulan untuk mendapatkan pengalaman WFN (Work From Nature) terbaik selama menghasilkan sekitar $ 88.000 per tahun.
