Menjual Pesawat dan Memecat Karyawan Jadi Strategi Kebangkitan Thai Airways

- Selasa, 2 November 2021 | 10:01 WIB
Thai Airways. (photo/Dok. Wikipedia)
Thai Airways. (photo/Dok. Wikipedia)

Masa pandemi COVID-19 yang masih mewabah hingga saat ini diklaim telah menghantam sejumlah industri, terutama pada sektor pariwisata dan penerbangan. Ini dibuktikan dengan salah satu maskapai Thailand yang hendak menjual pesawat dan memberhentikan tenaga kerjanya dengan tujuan untuk bangkit dari kebangkrutan. 

Maskapai yang dimaksud adalah Thai Airways yang dilaporkan tengah menjual 42 pesawat dan mem-PHK sepertiga pekerjanya untuk kurangi biaya operasional. Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Ketua Komite Restrukutrisasi Thai Airways, Piyasvasti Amranand. 

Dia sempat mengatakan pesawat-pesawat yang dijual adalah pesawat tua dan boros. Setelah pesawat itu dijual, sisa-sisa pesawat yang dimiliki Thai Airways hanya tersisa 58 unit, dan 16 pesawat sewaan akan dikembalikan. Selain itu, mereka juga akan mengurangi pekerja mereka menjadi 14.500 orang pada Desember 2022 mendatang. 

Sebelum dilanda pandemi COVID-19, gambaran keuangan Thai Airways dilaporkan sudah terancam sejak 2012. Mereka bahkan meneken perjanjian kredit 25 miliar baht dengan berbagai lembaga keuangan untuk membantu keuangan perusahaan. 

Untuk bertahan di masa pandemi ini, Thai Airways dilaporkan telah membuka restoran di kabin pesawat. Di mana, mereka mengajak para pelanggan untuk tetap mencicipi masakan pesawat, meski pesawat  tidak terbang. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X