Indonesia sejak dahulu sudah menjadi wilayah strategis da banyak dikunjungi para pendatang dari berbagai negara. Salah satu daerah yang banyak dikunjungi pendatang ialah Yogyakarta.
Meski bukan wilayah pesisir yang mempunyai pelabuhan transit. Tapi tidak sedikit pula pendatang dari wilayah seperti Arab dan Tiongkok yang menetap di Yogyakarta.
Hal ini dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan sebagai saksi mereka pernah hidup di Jogja. Salah satunya, Kampung Ketandan.
Baca juga: Bali Jadi Tempat Favorit Keluarga Liburan, Kalahkan Bandung dan Jogja
Kampung Ketandan merupakan area yang usianya sudah ratusan tahun, sejak abad ke-19. Seperti sebutannya 'pecinan' (Kampung Cina), tempat ini memang awalnya ditujukan bagi pemukiman warga keturunan Tionghoa di Yogyakarta.
Menurut sejarah, ada seorang tokoh bernama Tan Jin Sing, seorang kapiten Tionghoa, yang menjadi jembatan antara pihak Hindia Belanda, Gubernur Raffles dan Keraton Ngayogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Karena pengaruhnya, dibentuklah sebuah kawasan di utara Pasar Beringharjo bagi keturunan Tionghoa untuk tinggal dan bekerja. Hal ini ditujukan sebagai pendorong perekonomian di kawasan tersebut.
Letaknya yang berselisihan dengan Malioboro membuka potensi wisata baru. Ciri khasnya bukan lain adalah gapuranya. Sangat identik dengan budaya Tionghoa yang didominasi warna merah serta ukiran-ukiran yang berunsur naga. Nggak ketinggalan aksara hanzi terukir di plang gapura tersebut.
Baca juga: Es Coklat Impian, Minuman Nyoklat Murah di Jogja yang Omzetnya Mencapai Rp20 Juta Sehari!
Sekarang, Kampung Ketandan menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Ada beberapa spot yang bisa digunakan untuk tempat selfie yang instagramable. Enggak heran, kalau kampung ini juga bisa dijadikan sebagai lokasi pemotretan dan syuting video.
Selain itu, aktivitas ekonomi yang mendominasi di sini adalah toko emas. Banyak pemilik toko emas adalah keturunan Tionghoa. Ketandan berdiri diapit oleh gesitnya pertumbuhan area wisata Malioboro.
Menjadi satu-satunya wilayah pecinan di kota Yogyakarta. Namanya memang enggak banyak dikenal, tapi tempat ini menjadi bukti eksistensi orang-orang Tionghoa di zaman dulu.
Artikel Menarik Lainnya:
- 5 Resep Aneka Olahan Udang yang Enak, Simple dan Tahan Lama!
- 4 Alasan Kenapa Wajib Nonton Drakor Pandora: Beneath the Paradise
- Terjerat Kasus Narkoba hingga Isu Selingkuh, Irjen Teddy Minahasa Dinilai Layak Dipecat
- Kongkalikong Pengelola SPBU Gelapkan BBM Solar Bersubsidi, Begini Modus Kejahatannya
- Indahnya Geopark Silokek, Tawarkan Pemandangan Bebatuan Berusia Ratusan Juta Tahun
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.