Al-Ula, salah satu keajaiban dunia sekaligus situs Warisan Dunia UNESCO pertama di Arab Saudi, yang terletak di dekat situs arkeologi Hegra kembali dibuka untuk umum.
Kini, wisatawan dapat mengunjungi dan melihat sisa-sisa peradaban yang luar biasa dan misterius itu.
Sesuai laporan dilansir dari Times of India, paviliun kerajinan tangan di Hegra akan diselenggarakan pada akhir November.
Itu akan menjadi tuan rumah serangkaian kegiatan interaktif yang dirancang untuk memberi orang pemahaman tentang Kerajaan Nabataean dan cara hidup mereka.
Sebagian besar daya tarik Hegra disebabkan oleh fakta bahwa Hegra hampir tidak diketahui orang luar meskipun mirip dengan Petra.
Ketika Hegra sedang dipromosikan sebagai tempat wisata untuk pertama kalinya, cerita tentang kerajaan kuno yang bertanggung jawab atas keberadaannya tampaknya telah kehilangan makna.
Oleh sebab itu, bagi wisatawan yang mengunjungi Hegra, penting untuk mengetahui konteks tempat ini kata David Graf, arkeolog spesialis dan profesor Nabataean di Universitas Miami.
Hegra yang terletak di gurun utara Al-Ula di barat laut Arab Saudi, adalah tempat yang tenang sekarang.
Namun, dulunya itu adalah kota yang berkembang pesat yang terletak di jalur perdagangan internasional terkemuka.
Kota itu juga merupakan saudara kota Petra di negara tetangga Yordania yang menjadi kota kedua Nabatean, pengembara yang menguasai perdagangan rempah-rempah dan membangun peradaban yang luar biasa di tengah gurun.
Suku Nabatea yang ahli dalam hidrolika biasanya menyalurkan air hujan dari pegunungan, sehingga memungkinkan mereka membangun kota-kota yang spektakuler di beberapa lingkungan yang paling tidak ramah di dunia.
