Demi sebuah konten untuk mendapatkan banyak respons likes di Instagram, seorang traveler asal Australia nekat berutang hingga ratusan juta Rupiah.
Kisah itu berawal dari seorang gadis bernama Fiona Melbul yang berkeinginan untuk ikut saudara laki-lakinya liburan ke Amerika Serikat. Keinginannya dipenuhi dengan hasrat agar dia bisa membuat konten sedang liburan di luar negeri dan mendapatkan banyak likes di Instagram.
"Anda mengambil 10 hingga 20 foto demi satu foto terbaik, mengunggahnya ke media sosial dan menunggu temanmu melihatnya. Kemudian kamu mendapat komentar dari temanmu yang iri dan itu membuatku merasa senang," ujar Fiona.
Dia pun mengabaikan kemampuannya dan tetap nekat ikut liburan bersama saudaranya itu dengan bermodalkan kartu kredit selama hampir dua bulan lamanya.
Mulanya, dia mengestimasi biaya perjalanannya itu hanya menghabiskan sekitar 8.000 dolar AS. Namun sayangnya, ternyata pengeluarannya ditotalkan mencapai 20.000 dolar AS atau sekitar Rp283 juta.
Jumlah itu tentu saja membuatnya kelimpungan untuk melunasinya. Kondisi itu membuatnya untuk tinggal kembali bersama orangtuanya demi bisa melunasi tagihan kartu kreditnya.
Seorang psikolog asal Australia, Christine Bagley-Jones mengatakan bahwa perilaku menghabiskan uang demi media sosial membisa membuat seseorang merasa bahagia. Namun sayangnya, kebahagiaan itu hanya bersifat sementara dan sebentar saja.
"Kita semua terhubung satu sama lain dan terus diingatkan akan hal yang dilakukan orang lain. Rasa iri dan membandingkan itu yang akhirnya memaksa suatu gaya hidup atau hal yang sejatinya bukan untuk kita," ujar Christine.
Menurut Christine, banyak pengguna media sosial yang rela mengeluarkan uang hanya demi mendapat pujian di media sosial. Padahal hal itu memiliki efek yang jangka pendek dan justru dapat mengganggu untuk hal yang jangka panjang.
