Kehidupan malam di Kota Batam, Kepulauan Riau dulunya enggak pernah sepi. Salah satu lokasi yang selalu ramai adalah Tempat Hiburan Malam (THM) di Kawasan Nagoya yang biasa dikenal sebagai ‘Kampung Bule’. Nama itu disematkan lantaran kebanyakan penjunjungnya adalah warga negara asing.
Kini, Kampung Bule seolah mati suri dan meredup semenjak adanya pandemi Covid-19. Padalah dulunya, Kampung Bule Nagoya selalu menjadi pilihan bagi wisatawan mancanegara untuk mencari hiburan. Beragam pilihan kafe atau Pub and Bar dengan konsep berbeda-beda jadi daya tarik para pemburu wisata malam di area ini.
Sejumlah Pub dan Bar yang biasanya buka untuk melayani tamu sebagian sudah menutup usahanya. Hanya ada beberapa kios yang buka, bahkan ada yang merubah fungsinya menjadi tempat makan, kos-kosan.
Enggak sedikit juga yang dijual atau disewakan. Sepinya kawasan ini berdampak pada penghasilan sopir taksi. Anto salah satu sopir yang merasakan betul dampak pandemi Covid-19.
"Sebelum pandemi tempat ini (Kampung Bule) selalu ramai tidak pernah sepi. Sekarang sunyi, memang masih ada yang buka tapi tak banyak lagi kayak dulu. Karyawannya pun dah banyak pulang kampung," ujar Anto, supir taksi yang mangkal di kawasan tersebut.
Selain Anto, ada banyak sopir taksi di Batam yang mengalami hal serupa. Ada juga yang menjual mobilnya untuk modal usaha dan ada juga yang kembali ke daerah asal. Saat ini, kawasan Kampung Bule diakuinya sudah tidak dapat lagi dijadikan tumpuan untuk dapat bertahan hidup.
Meski, demikian Anto harus tetap bertahan, karena masih ada pelanggan yang membutuhkan layanannya sebagai supir taksi.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
