Meski terjadi gonjang ganjing 1998 saat terjadi kerusuhan besar di tanah air, mantan ratu bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti tetap mempertahankan kewarganegaraan Indonesia.
Padahal saat itu dia sudah mendapatkan tawaran untuk pindah kewarganegaraan, jika saja dia nekat untuk meminta suaka ke negara lain.
Informasi ini diketahui ia berada di Hongkong saat berlangsung wawancara dengan media luar negeri terkait isu yang berlangsung ketika itu.
"Terkait dengan kerusuhan 98, mereka tau saya warga keterunanan Tionghoa, mereka menanyakan, 'apakah tidak mau minta suaka'," ucap Susi Susanti dikutip Indoozne dari wawancara dalam podcast Daniel Mananta Network, Jumat (12/11/2021).
Saat itu Susi mengungkapkan sadar betul banyak negara pastinya bakal menerima tawaran suaka karena prestasi yang disandangnya ketika itu sebagai ratu bulutangkis dunia.
Namun hebatnya tawaran itu ditolak. Dia lebih mencintai tanah airnya, Indonesia.
"Waktu itu saya dengan tegas mengatakan 'baik jelek itu negara saya, tetap saya akan kembali ke Indonesia'," ucapnya.
Susi menyebut tidak mengerti dengan kondisi sosial politik yang terjadi ketika itu, namun dia mengatakan sama sekali tidak menyesali keputusan yang sudah diambilnya.
Padahal saat itu banyak diantara rekan-rekannya sesama atlet bulutangkis memilih untuk pindah kewarganegaraan.
"Saya lahir di Indonesia, besar di Indonesia. Tanah air saya. Keluarga, orangtua saya ada di Indonesia. Baik jelek, Indonesia adalah negara saya," ujarnya.
Diketahui Susi Susanti merupakan atlet Indonesia yang pernah mengharumkan nama Indonesia, karena menjadi orang pertama yang menyumbangkan mendali emas buat RI dari cabang bulutangkis di Olimpiade 1992 di Barcelona.
