Level Permainan Sama, Timnas Dinilai Pantas Juara

- Rabu, 4 Desember 2019 | 18:33 WIB
Pemain Timnas U-22 Indonesia merayakan gol yang dicetak Osvaldo Haay ke gawang Timnas Brunei Darussalam dalam pertandingan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Sepak Bola Binan, Laguna, Filipina, Selasa (3/12). (Antara/Sigid Kurniawan)
Pemain Timnas U-22 Indonesia merayakan gol yang dicetak Osvaldo Haay ke gawang Timnas Brunei Darussalam dalam pertandingan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Sepak Bola Binan, Laguna, Filipina, Selasa (3/12). (Antara/Sigid Kurniawan)

Capaian Timnas U-23 pada ajang SEA Games 2019 di Filipina bisa dikatan sangat baik. Dari 4 laga yang sudah dimainkan anak asuhan Indra Sjafri hanya sekali menelan kekalahan dari Vietnam 1-2. Terakhir bahkan membantai Brunei Darussalam, 8 gol tanpa balas.

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni menilai karakteristik tim yang dibangun Indra Sjafri ini sudah kuat kerangkanya. Olehnya itu, secara permainan sudah padu antara setiap lininya.

"Tipikal permainan yang disuguhkan Indra Sjafri ini kan sudah dihafal dari dulu. Kerangka tim itu sudah sangat kuat," ujarnya saat dihubungi Indozone, Rabu (4/12).

Namun menurut Bung Kus (sapaan akrab Kusnaeni), sejak dulu timnas selalu tidak mempunyai striker nomor 9 baik di level junior maupun senior. Hal ini dikarenakan pada level klub, tidak memberikan ruang untuk posisi striker nomor 9.

"Kita hanya mengandalkan striker sayap. Lihat saja Sadil Ramdani, Osvaldo Haay hingga Egy Maulana. Mereka adalah tipikal pemain sayap. Dan ini menurut saya salah satu problem. Terakhir kita hanya punya Bambang Pamungkas dan itu sudah lama sekali tidak ada regenerasi. Boaz Salosa bukan striker nomor 9 murni," ungkapnya.

Jika bisaca soal peforma timnas saat ini, Bung Kus menilai untuk level permainan, timnas sama dengan Thailand ataupun Vietnam. Jadi untuk peluang juara dan membawa pulang medali tentunya sebuah keharusan bukan lagi optimisme.

"Ini bukan lagi bisara optimis tapi keharusan. Loh kita punya level sama dengan Thailand, sama dengan Vietnam. Tinggal bagaimana lebih konsentrasi saja karena sering di akhir-akhir babak, timnas kehilangan konsentrasi. Padahal sebelum wasit meniup peluit, tetap harus konsentrasi bermain," ucapnya.

Artikel menarik lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X