Juventus terancam tak bisa ambil bagian dalam kompetisi Eropa musim depan. Pasalnya, UEFA menuduh Juventus telah melakukan pemalsuan laporan keuangan klub selama beberapa musim terakhir.
Juventus sebetulnya telah mendapat hukuman dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) terkait pelanggaran Financial Fair Play (FFP) tersebut. Klub berjuluk Bianconeri itu sempat dihukum pengurangan 15 poin di klasemen Liga Italia 2022/2023.
Kendati demikian, Juventus melakukan banding kepada Collegio di Garanzia dari CONI dan itu membuat hukuman pengurangan 15 poin mereka dihapus. Kini Juventus bertengger di posisi ketiga klasemen sementara Liga Italia dengan poin 59.
Hanya saja, posisi Juventus sekarang masih jauh dari kata aman. Sebab, jaksa penuntut punya waktu 30 hari untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut dan bisa mengembalikan hukuman pengurangan 15 poin terhadap Juventus.
Baca Juga: Ciuman Wout Weghorst Bikin Lawan Gagal Penalti, Pelatih Brighton Hanya Bisa Pasrah
Bahkan, meski Juventus benar-benar terhindar dari hukuman pengurangan 15 poin tersebut, langkah mereka untuk ke Eropa bisa saja dijegal UEFA. Menurut laporan Gazetta dello Sport, UEFA terus mengawasi masalah hukum Bianconeri selama setahun terakhir.
UEFA telah melakukan penyelidikan sendiri terhadap praktik keuangan klub, menerima dokumen yang tak terhitung jumlahnya dari Kantor Kejaksaan Umum Turin. Maka dari itu, UEFA tetap akan melarang Juventus tampil di kompetisi Eropa jika memang dirasa melakukan pelanggaran.
Baca Juga: Minta Maaf, Tottenham Bakal Ganti Uang Tiket Fans Usai Dibantai Newcastle
Jika Juventus gagal lolos ke Liga Champions, Liga Europa, atau Liga Konferensi Eropa, urgensi UEFA akan dihapus, memungkinkan mereka menunggu sistem peradilan Italia. Ini tetap menjadi masalah bagi Bianconeri, karena mereka bisa dikeluarkan dari kompetisi pada musim 2024/2025.
Jika Juventus mendapatkan tempat di kompetisi Eropa, UEFA harus bergerak, kemungkinan sebelum akhir Juli atau awal Agustus. Pengecualian dari kompetisi ini adalah hasil yang mungkin terjadi, karena kesepakatan pembelaan pada bulan September didasarkan pada neraca yang mencurigakan.
Artikel Menarik Lainnya:
