Arek Malang mendesak Arema FC untuk mundur dari kompetisi Liga 1 2022/2023 imbas Tragedi Kanjuruhan. Namun, sanksi berat menanti Arema jika mereka cabut saat kompetisi masih berlangsung.
Pada Minggu (15/1/2023) kemarin, Arek Malang menggelar aksi di depan kantor Arema FC yang terletak di Jl. Mayjen Pandjaitan 42, Kota Malang. Namun, sampai saat ini pihak klub Arema FC masih belum memenuhi tuntutan Arek Malang tersebut untuk mundur.
Berdasarkan regulasi yang dibuat PT Liga Indonesia Baru sebagai operator Liga 1 2022/2023, klub akan dikenai sanksi jika mundur di tengah kompetisi. Hal ini tertuang dalam regulasi Liga 1 pasal 7.
Disebutkan bahwa klub dikenai denda Rp3 miliar jika memutuskan mundur pada putaran pertama (pekan ke-1 sampai ke-17). Namun, jika klub mundur pada putaran kedua (pekan ke-18 sampai ke-34), maka klub akan disanksi Rp5 miliar.
Baca Juga: Petani di Argentina Bikin Ladangnya Bergambar Wajah Messi, Bisa Dilihat dari Luar Angkasa
Gak hanya itu, klub yang mundur dari Liga 1 juga akan didegradasi. Disebutkan bahwa klub tersebut bakal didiskualifikasi dalam dua musim ke depan dan hanya dapat bermain di kompetisi yang akan ditentukan oleh PSSI.
Sanksi terhadap klub yang mundur ini bahkan bisa semakin parah jika merugikan pihak lain. Mereka kemungkinan akan mendapatkan denda dengan jumlah yang lebih besar.
Baca Juga: MU Gagal Menang di Menit 90+1, Marcus Rashford Dianggap Rakus!
“Klub yang mengundurkan diri harus membayar biaya kompensasi terhadap kerugian yang timbul dan dialami oleh Klub lainnya, PSSI, LIB, sponsor, televisi dan pihak terkait lainnya. Nilai kompensasi akan ditetapkan oleh LIB," bunyi pasal 7 ayat 1 poin c.
"Klub yang mengundurkan diri dapat dilaporkan ke Komite Disiplin PSSI untuk mendapatkan sanksi tambahan," bunyi pasal 7 ayat 1 poin f.
