Pembalap penguji Repsol Honda, Stefan Bradl, menilai Marc Marquez bukan lagi satu-satunya sosok terkuat di lintasan MotoGP. Dia menilai persaingan di MotoGP kini lebih sulit ketimbang sebelumnya.
Marc Marquez sempat mendominasi MotoGP. Pembalap Honda itu bahkan mengamankan gelar juara MotoGP pada 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019.
Patut dicatat, gelar juara 2013 diraih Marc Marquez saat berstatus rookie. Dia pun menjadi satu-satunya pembalap yang bisa menjuarai MotoGP pada musim debutnya.
Baca Juga: Marc Marquez Sumbang Rp1,6 Miliar untuk Atasi Penyakit Mata di Haiti
Namun, dominasi Marc Marquez buyar setelah lengan kanannya patah pada awal musim 2020. Sejak itu, Marc Marquez keluar masuk ruang perawatan.
Pada periode yang sama, Ducati justru memperkuat diri. Pada musim lalu, Ducati bahkan memiliki delapan pembalap. Rinciannya adalah dua pembalap pabrikan (Ducati Lenovo) dan sisanya membela tim satelit. Pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia, pun keluar sebagai juara musim lalu.
Menilik perkembangan Ducati dan MotoGP, Bradl tahu tantangan besar menanti Marc Marquez jika ingin kembali mendominasi balapan sepanjang musim. Oleh sebab itu, dia menyarankan Marc Marquez mengevaluasi diri agar menjadi lebih baik lagi.
“Dia harus mengambil risiko terlalu banyak, tetapi dia tahu dia tidak bisa lagi melakukannya. Banyak hal telah berubah dalam dua atau tiga tahun terakhir. Persaingan menjadi lebih kuat,” ungkap Bradl, dilansir dari GP One, Kamis (5/1/2023).
Baca Juga: Soal Marquez Cabut dari Honda, Ini Kata Sang Adik
“Ducati benar-benar berkembang, dan delapan pembalap di Desmosedici sangat cepat. MotoGP telah berubah dan dengan motor (Honda) saat ini, Marc tidak bisa memanfaatkan kekuatannya seperti dulu,” imbuh pembalap asal Jerman tersebut.
