Canggih, My Nitro Ciptakan Alat Isi Nitrogen Kendaraan Mirip Pakai ATM

- Jumat, 17 Juli 2020 | 11:57 WIB
Ilustrasi alat pengisian nitrogen digital milik MyNitro (Dok. MyNitro)
Ilustrasi alat pengisian nitrogen digital milik MyNitro (Dok. MyNitro)

Perkembangan dunia digital membutuhkan inovasi baru dalam sebuah konsep bisnis yang efisien dan ramah lingkungan. Hal itu yang dilakukan CV Mucha Persada dengan brand My Nitro yang telah menyediakan dan menawarkan pengisian nitrogen murni untuk kendaraan bermotor dengan sistem digital.

Loncatan inovasi mereka terbilang berkelas, dimana pengguna kendaraan yang ingin mengisi nitrogen melakukannya secara self-service dan pembayarannya pun menggunakan uang elektronik. Hal ini dirasa tepat, karena beriringan dengan industri 4.0 yang sementara booming. Untuk itu, My Nitro hadir dengan tagline The First Automated Nitrogen Services in Asia.

Pengoperasian MyNitro ini menggunakan sistem digital, dimana costumer melakukan semuanya dengan mesin automation full touchscreen dan sangat mudah digunakan. Pembayaran bisa dilakukan dengan dengan e-money, atau uang elektronik dan dompet elektronik, sehingga cashless, paperless dan eco green.

"Jadi alatnya automation, kita eco green, gak ada lagi yang namanya struk yang keluar. Kalau orang butuh struk, dia harus nulis emailnya. Jadi struk dikirim lewat email. Jadi real time. Setiap transaksi bisa dilihat di dashboardnya," kata Founder dan CEO My Nitro, Muchlis di Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.

Bila saat ini, banyak orang berpikir bahwa nitrogen mahal, maka dengan sistem bisnis digital yang mereka rancang membuat harga nitrogen relatif murah sehingga dapat diakses semua orang yang memiliki kendaraan baik mobil maupun motor.

Untuk ban mobil yang melakukan pengisian ulang dipatok Rp10 ribu dan tambah angin Rp5 ribu per ban. Sementara untuk motor pengisian ulang nitrogen hanya Rp5 ribu dan tambah angin Rp2.500 per ban.

Mesinnya automationnya pun dikembangkan sendiri dengan model yang futuristik dan dapat dioperasikan dengan mudah. Penggunaan mirip mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pengguna tinggal menekan opsi ban mobil atau motor dengan berapa besaran tekanan angin, kemudian menarik selang dan mengisinya sendiri. Setelah pengisian nitrogen secara otomatis harga akan terakumulasi pada mesin tersebut untuk pembayaran.

Bagi Muchlis sudah saatnya Indonesia bergerak selangkah lebih maju dengan menggunakan perangkat-perangkat yang efisien dalam mengelola bisnis. Saat ini, bersama timnya ia sementara menggodok program Hawk Eye yang mampu mengontrol BBM bersubsidi di SPBU dan Program Silent Police sebagai aplikasi tilang elektronik canggih.

"Saya memiliki impian besar untuk mengembangkan berbagai bisnis dengan basis digitalisasi yang digarap oleh anak bangsa sendiri. Saya ingin meninggalkan jejak itu," tutur Co-Founder Indonesian Future Marketing, sebuah komunitas beranggotakan praktisi bisnis dan marketing di Indonesia.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X