Setelah Beberapa Hari Anjlok, Harga Minyak Dunia Alami Rebound

- Kamis, 23 April 2020 | 08:13 WIB
Ilustrasi pengeboran lepas pantai. (Pixabay/kristinakasp).
Ilustrasi pengeboran lepas pantai. (Pixabay/kristinakasp).

Setelah dalam beberapa hari terakhir mengalami kejatuhan harga, minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami pembalikan arah menguat (rebound) pada Rabu (22/4/2020) atau Kamis (23/4/2020). Hal ini didukung oleh pembicaraan tentatif tentang pemotongan pasokan tambahan dari produsen OPEC dan kenaikan stok Amerika di bawah perkiraan.

Perdagangan minyak lebih stabil dari sebelumnya dalam beberapa hari terakhir, dimana pasar dibanjiri kelebihan pasokan karena permintaan yang melesu di tengah perintah tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Minyak mentah berjangka Amerika jatuh jauh ke teritory negatif pada Senin, (20/4/2020) lalu dan ditutup pada rekor minus US$37,63 per barel. Sementara itu pada Rabu pagi (22/4/2020), Brent menyentuh level terendah sejak Juni 1999.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat US$1,04, atau 5,4%, menjadi US$20,37 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (22/4/2020) atau Kamis (23/4/2020) pagi WIB. Pada awal sesi, Brent turun menjadi US$15,98 per barel, level terendah sejak Juni 1999.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Juni, patokan Amerika Serikat, melambung US$2,21, atau 19,1%, menjadi US$13,78 per barel. Tercatat sejak awal tahun, Brent jatuh sekitar 65%, sementara WTI anjlok sekitar 75%.

Produsen minyak utama dunia, yang dipimpin Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, berusaha untuk mengambil alih kendali atas persediaan yang meningkat dengan mengumumkan penurunan pasokan kolektif sebesar 9,7 juta barel per hari pada awal April.

Tetapi pemotongan itu dinilai terlalu lambat untuk mengimbangi kenaikan persediaan, yang mencapai 518,6 juta barel di Amerika Serikat pada pekan lalu, hanya 3% di bawah rekor sepanjang masa, kata Departemen Energi.

"Jika penyimpanan terus meningkat, yang tampaknya mungkin mempertimbangkan semua minyak Saudi, penyimpanan akan mencapai kapasitas maksimum tidak terlalu jauh lagi," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.

-
Ilustrasi kilang minyak atau harga minyak dunia. (Pixabay/GDJ)

 

Selasa, Arab Saudi mengatakan siap untuk mengambil tindakan ekstra dengan produsen lain, dan Irak membuat komentar serupa. Pertemuan resmi berikutnya dari OPEC dan sekutu, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, dijadwalkan pada Juni.

Bahkan tanpa perjanjian formal yang lain, penurunan kapasitas penyimpanan dan kejatuhan permintaan dapat memaksa produsen untuk mengurangi pasokan lebih banyak. Sumber OPEC mengatakan 'logis' untuk memperkirakan pasar bakal memaksa lebih banyak pemotongan pada produsen OPEC +.

Persediaan minyak mentah AS naik 15 juta barel pekan lalu, sejalan dengan ekspektasi, meski beberapa analis memperkirakan peningkatan lebih dari 20 juta barel.

Stok bensin Amerika naik hanya 1 juta barel, kurang dari prediksi, sementara produk yang dipasok, proksi untuk permintaan, meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan. Persediaan di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, untuk WTI hampir penuh, hampir 60 juta barel, dengan sebagian besar sisanya sudah disewa.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X