Seni Sastra Lisan Kacaping Mandar Tantang Literasi Generasi Muda

- Senin, 12 Desember 2022 | 07:30 WIB
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek menyerahkan Penghargaan Maestro Seni Tradisi (Istimewa)
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek menyerahkan Penghargaan Maestro Seni Tradisi (Istimewa)

Sebanyak 29 pelaku seni dan budaya menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dan 200 karya budaya menerima sertifikat Sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia pada kegiatan Malam Apresiasi Kebudayaan Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, (9-12-2022).

Ke-29 penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia terdiri dari perorangan dan kelompok/ lembaga, dengan rincian lima penerima untuk Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden RI dan 24 penerima dari Mendikbudristek.

Anugerah Kebudayaan Indonesia 2022 terbagi ke dalam 7 (tujuh) kategori yaitu:
1. Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden RI,
2. Pelopor dan Pembaru,
3. Maestro Seni Tradisi,
4. Pelestari,
5. Anak dan Remaja,
6. Lembaga,
7. Media.

Dalam tahap pelaksanaannya, Kemendikbudristek menerima 398 usulan calon penerima yang disampaikan melalui Pemerintah Daerah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Kebudayaan.

Salah satu penerima penghargaan kategori Maestro Seni Tradisi, Kada atau Aba Fatimah, telah tujuh dekade mendedikasikan hidupnya pada seni tradisi Kacaping Mandar, sebuah seni pertunjukan dalam bentuk sastra lisan yang merupakan seni tradisional Suku Mandar di Sulawesi Barat.

Sosok Kada sebagai pakkacaping telah dikenal oleh masyarakat luas. Pria kelahiran 1 Juli 1943 ini adalah pemain kacaping Tommuane dari Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar.

Sebagai putra dari sang ayah yang dulunya pemain kacaping di Istana Kerajaan Balanipa, Kada yang biasa dipanggil Kadatira ini telah menggemari dunia kacaping sejak usia 13 tahun dengan belajar secara otodidak.

Saat duduk di bangku SR (Sekolah Rakyat), bakat Kada muda dalam dunia musik kacaping sudah terlihat. Setiap ada pertunjukan kacaping di kampungnya, Kada selalu ikut memainkan kacaping sebelum para pakkacaping memulai pertunjukannya.

-
Kada atau Aba Fatimah, Maestro Seni Tradisi penerima Anugerah Kebudayaan 2022 (Istimewa)

BACA JUGA: Kemendikbud Diminta Hati-hati Gunakan Istilah Klaster Covid-19 Usai Dinilai Salah Data

Hidupnya mulai berubah pada tahun 1967 ketika ia tampil dalam pertunjukan kacaping di Tinambung sebagai pakkacaping profesional. Sejak itu Kada sering diundang dari kampong ke-kampung untuk menghibur masyarakat dengan musik kacaping yang dikuasainya.

Kiprah Kada sebagai pakkacaping makin meluas saat beberapa kali menjadi duta Kabupaten Polewali Mandar dalam acara-acara kesenian tradisi tingkat regional khusus di Provinsi Selatan pada tahun 2003.

Kada makin dikenal sejak menjadi delegasi Sulawesi Barat ke tingkat nasional dan menjemput tamu-tamu kehormatan yang berkunjung setelah Sulawesi Barat resmi melepaskan diri dari Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004.

Kada sebagai seniman tradisi sering melakukan pertunjukan kacaping Mandar hampir di seluruh pelosok desa Sulawesi Barat, Donggala di Sulawesi Tengah hingga Kalimatan (Sangata, Bontang, Muara Bada, Samarinda, Balikpapan, Panajam, Grogot, Tarakan, Nunukan, Batu Licin dan Karrasing) dan juga kota Solo serta Jakarta telah dikunjunginya sebagai duta pakkacaping Mandar.

Kada juga pernah mendapat kesempatan untuk merekam alunan kacaping Mandar dan syair-syair yang dilantunkannya di studio rekaman. 

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X