Roby Arya, Capim KPK dengan Segudang Kontroversi

- Kamis, 5 September 2019 | 15:05 WIB
Capim KPK Roby Arya Brata menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis, di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (29/8). (Antara/Desca Lidya Natalia).
Capim KPK Roby Arya Brata menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis, di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (29/8). (Antara/Desca Lidya Natalia).

Roby Arya Brata masuk ke daftar 10 nama Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) yang lulus tes wawancara dan uji publik. Panita Seleksi (Pansel) meloloskan Roby karena dianggap memiliki kompetensi. 

Akan tetapi, keputusan Pansel membuat publik bertanya-tanya. Sejumlah pihak bahkan terkejut ketika nama Roby yang berlatar segudang kontroversi masuk daftar 10 Capim KPK. 

Roby merupakan satu-satunya capim, yang ingin menghapus wewenang KPK menyelidiki dugaan korupsi di kepolisian dan kejaksaan. Dia berdalih hak istimewa yang dimiliki KPK itu bisa memicu gesekan antarlembaga. 

Menurut Roby, korupsi di kepolisian atau kejaksaan seharusnya dilimpahkan ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Dia menilai kebijakan barunya nanti akan menciptakan keharmonisan antara KPK dengan kepolisian, ataupun kejaksaan. 

Selain menentang wewenang KPK, Roby juga dinilai memiliki sifat tempramental. Anggota Pansel, Diana Sadia Wati pun menanyakan isu watak negatif Roby ketika tes wawancara dan uji publik. 

"Ada informasi, Bapak tempramental, bagaimana Bapak mengelola ini kalau dengan sikap yang tidak serasi?" tanya Diana. 

Roby Arya pun terkesan tidak menerima ketika disinggung tempramental oleh Pansel KPK. Anggapan itu berkaca dari nada tinggi yang dikeluarkan Roby ketika menjawab pertanyaan. 

"Mungkin saya malah sabar ya, dapat informasi dari mana itu (tempramental)? Silakan tanya saja ke staf saya. Dulu isunya saya dianggap orang istana, sekarang saya isunya sebagai orang HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), waduh," jawab Roby geram. 

Gagal 3 Kali di KPK

Seleksi Capim KPK bukan kali pertama dialami Roby. Dia pernah ikut seleksi Capim KPK ketika menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet pada 2014. Namun, dia gagal setelah menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR. 

Roby tidak patah arang meski mengalami kegagalan. Dia kembali ikut seleksi KPK terkait posisi penasihat untuk periode 2017-2021. 

Dari 34 nama yang lolos seleksi administrasi, Roby menjadi satu di antaranya. Namun, dia kembali mengalami kegagalan dalam tahap seleksi selanjutnya. 

Roby lalu kembali ikut seleksi KPK pada awal 2019. Posisi yang diincarnya adalah Sekretaris Jenderal KPK. Dia pun menjadi salah satu dari keenam nama yang lolos tahap wawancara. 

Namun, Roby gagal karena dianggap tidak memenuhi kriteria oleh Pansel. 

Rekam Jejak Roby

Meski berlatar segudang kontroversi, Roby memiliki banyak pengalaman terkait birokrasi Tanah Air. Dia juga merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, kemudian melanjutkan studi program Magister Public Policy, di University of Wellington, Selandia Baru. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X