Singapura Izinkan Siswa Kembali Sekolah Mulai 19 Mei, tapi...

- Sabtu, 2 Mei 2020 | 17:43 WIB
Kegiatan belajar mengajar di sebuah kelas di Singapura (Kegiatan belajar di sekolah di Singapura (Facebook/Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung)
Kegiatan belajar mengajar di sebuah kelas di Singapura (Kegiatan belajar di sekolah di Singapura (Facebook/Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung)

Pemerintah Singapura mulai melonggarkan pembatasan untuk mengizinkan beberapa sekolah yang akan menghadapi ujian nasional untuk kembali menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, pada 19 Mei 2020. 

“Kami awalnya akan fokus pada kelompok yang akan menghadapi ujian nasional. Maka prioritas akan diberikan kepada mereka yang memerlukan fasilitas sekolah untuk kursus dan sesi praktik mereka,” kata Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong dalam konferensi pers virtual seperti dilansir CNA, Sabtu (2/5/2020).

Prioritas juga akan diberikan kepada mereka yang membutuhkan dukungan tambahan belajar selama masa liburan sekolah. Namun, ia mengingatkan, saat akan melakukan kegiatan belajar mengajar, ada persyaratan utama yang harus diberlakukan sebagai bagian dari pedoman upaya pemutusan mata rantai virus corona.

"Ketika para siswa datang, kami mengelompokan mereka dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Kami sama sekali tidak membuka seluruh sistem sekolah," kata Wong.

Dalam sebuah posting Facebook, Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung mengatakan dua minggu pertama liburan sekolah menjadi waktu istirahat para guru.

"Ini adalah sesuatu yang selalu kami lakukan, untuk memberi waktu istirahat guru, meskipun kami tahu banyak dari mereka menggunakan waktu untuk merencanakan pelajaran dan tetap berhubungan dengan siswa," tambahnya.

-
Pemandangan di sepanjang Marina Bay, Singapura, saat pariwisata harus menghadapi penurunan curam akibat mewabahnya virus corona (Covid-19).(ANTARA/REUTERS/Edgar Su)

Mulai 19 Mei, sekolah akan mulai membawa kembali siswa-siswa yang akan menghadapi kelulusan mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Kami tahu bahwa para siswa ini cemas tentang persiapan ujian nasional mereka, dan bahwa pembelajaran berbasis rumah tidak dapat sepenuhnya menggantikan pelatihan tatap muka dan pelajaran," kata Ong.

Ong menjelaskan, siswa yang diizinkan kembali ke sekolah tentunya harus mengikuti aturan menjaga jarak yang aman. 

"Kami akan memberikan prioritas kepada siswa yang membutuhkan fasilitas sekolah untuk kursus dan sesi praktik, serta mereka yang membutuhkan dukungan dan remediasi tambahan," kata Ong.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X