Hikmah PSBB, Beli Tiket Pesawat Tak Lagi Cari Termurah tapi Pilih Paling Higienis

- Selasa, 9 Juni 2020 | 18:40 WIB
Calon penumpang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat akan melakukan penerbangan ke luar negeri melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (11/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Calon penumpang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat akan melakukan penerbangan ke luar negeri melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (11/5/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Pola pikir calon penumpang agaknya mulai bergeser setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir. Jika pada masa sebelum pandemi calon penumpang berpikir tentang tiket yang termurah, maka bisa jadi saat ini pemikiran calon penumpang bergeser ke maskapai mana yang menyelenggarakan penerbangan dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan virus corona (Covid-19). 

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam webinar tentang industri penerbangan di masa kenormalan baru, yang diselenggarakan Forwahub, Selasa (9/6/2020). 

"Menurut saya, ke depan ini cara berpikir orang mau naik pesawat ini agak berubah. Kalau dulu orang cari yang murah aja. Mungkin kedepan ini kita akan cari airline yang aman. Saya bisa yakin bahwa saya tidak akan tertular dan menularkan di dalam pesawat. Itu yang kita analisa ke depan," ujar Irfan, menjawab pertanyaan Indozone tentang perkembangan bisnis maskapai di era kenormalan baru. 

Namun demikian, kata Irfan, bukan berarti kemudian maskapai menaikkan harga tiket tanpa pertimbangan apa-apa. Menurutnya, perbedaan harga tiket yang terjadi saat ini dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, lantaran pihak maskapai mengkompensasi jumlah kapasitas angkut yang berkurang, serta adanya biaya tambahan untuk rapid tes maupun PCR tes. 

"Tapi apakah mungkin tiket langsung dinaikin? Tapi kalau ini langsung demikian, tentu semua orang bertanya, why? Padahal menaikkan tiket itu adalah sebuah perbuatan yang tidak populer, tapi kita tetap harus memperhitungkan ketika tiket dinaikkan, apakah anda jadi terbang atau tidak jadi terbang," tuturnya. 

Irfan menyadari, soal harga tiket ini menjadi dinamika tersendiri ketika new normal sudah berjalan. Meski demikian, ia tetap berharap agar kesadaran para penumpang bahwa kesehatan atau mencegah penularan Covid-19 ini menjadi suatu hal yang penting namun tidak menghalangi produktivitas dalam melakukan pekerjaan, maka dinamika dan perdebatan soal harga tiket ini tidak akan memanjang. 

"Inilah yang saya akan menjadi konsiderasi baru, bahwa harga mungkin hanya akan jadi pertimbangan nomor 9. Ya okelah saya nambah Rp150 ribu untuk rapid tes, yang penting saya aman," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X