Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi siap diberhentikan dari jabatannya, jika keputusan mengimpor beras sebanyak 1 juta ton adalah keputusan yang salah.
Menurutnya, keputusan tersebut memang tidak populer, namun telah melalui perhitungan yang matang terkait stok beras.
"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti mengambil keputusan pada keputusan yang tidak populer, saya hadapi. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah, tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh bapak dan ibu," ungkapnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (22/3/2021).
Dia mengungkapkan bahwa berdasarkan rapat kabinet, Perum Bulog harus mempunyai cadangan beras atau iron stock sebanyak 500 ribu ton, yang bisa didapatkan dari impor.
Saat ini, cadangan beras Bulog adalah 800 ribu ton, sudah termasuk sisa beras impor di tahun 2018 silam sekitar 270 ribu sampai 300 ribu ton.
"800 ribu ton dikurangi beras 2018, kalau 2018 antara 270 ribu ton sampai 300 ribu ton, artinya Bulog hari ini bisa cadangannya di bawah 500 ribu ton. Itu yang saya takutkan karena dengan 500 ribu ton pemerintah bisa dipojokkan oleh pedagang dan juga oleh spekulan," katanya.
Sementara itu, serapan gabah Perum Bulog juga tidak berlangsung baik sehingga bisa mempengaruhi stok beras Bulog. Hujan membuat gabah petani basah dan tidak bisa dijual ke Bulog.
"Ada kekeringan minimum untuk bisa beli CBP (Cadangan Beras Pemerintah) itu jelas, yang sekarang jadi permasalahan pengering di tingkat petani itu tidak ada," tuturnya.
Mendag Lutfi memastikan impor beras tidak akan dilakukan saat panen raya, sehingga masyarakat bisa tenang menyikapi rencana impor beras 1 juta ton tersebut.
"Saya ingin menjawab keresahan di masyarakat, jadi sekali lagi saya utarakan bahwa tidak ada beras impor ketika panen raya, pasti. Jadi, saya ingin supaya tenangkan semua," tuturnya.
