Disinggung Jokowi agar Pulang ke Indonesia, Ainun Najib Ngaku Belum Dapat Pendekatan Resmi

- Kamis, 3 Februari 2022 | 16:01 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (ANTARA/Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (ANTARA/Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Kader Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pakar teknologi informasi, Ainun Najib belakangan ini ramai menjadi perbincangan usai menjadi bahan pembicaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pulang ke Indonesia saat Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027.

Lalu bagaimana perasaan Ainun Najib usai disinggung oleh Presiden Jokowi agar pulang ke Indonesia?

Mengenai hal tersebut, Ainun Najib mengaku bingung saat ditanya soal respons terhadap ‘ajakan’ dari Jokowi itu. Sebab hingga saat ini sama sekali belum ada pendekatan resmi yang datang kepadanya baik itu dari pihak manapun.

“Belum tahu mesti merespons bagaimana, belum ada approach (pendekatan) resmi yang datang juga,” kata Ainun sebagaimana dilihat laman resmi NU, Kamis (3/2/2022).

Diketahui Ainun Najib  ramai diperbincangkan setelah disinggung oleh Presiden Joko Widodo dalam Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027 di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin (31/1/2022).

Di mana Jokowi mengaku sejak tujuh tahun lalu, telah mengenal Ainun Najib yang sudah lama bekerja di Singapura.

BACA JUGA: Soal Isu Ahok Diusulkan jadi Kepala Otorita IKN, Sekjen PDIP: Kewenangan di Tangan Jokowi

Jokowi pun berharap agar Ainun dapat dibawa pulang ke Indonesia untuk membangun ekosistem digital. Namun, persoalan besaran gaji menjadi salah satu persoalan yang harus dipikirkan kembali.

“Saya kenal satu orang. Beliau kerja di Singapura sudah lama, tujuh tahun lalu saya kenal. Mengerjakan semua apa pun bisa. Namanya Mas Ainun Najib, masih muda sekali. (Aktivis) NU. Tapi disana, gajinya sangat tinggi. Kalau diajak ke sini, gajinya harus lebih besar dari Singapura,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi memang memiliki harapan lebih kepada NU agar ke depan mampu memanfaatkan teknologi sebagai upaya menjalankan roda organisasi. Salah satunya, NU mesti punya basis data jamaah yang canggih dengan bantuan teknologi digital.

Di antaranya menggunakan teknologi blockchain atau teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung melalui kriptografi. Basis data jamaah NU juga diharapkan memakai artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan serta machine learning (pembelajaran mesin).

Selain itu, Jokowi berharap NU memiliki pasar digital yang andal tempat para produsen dan konsumen warga NU bisa bertransaksi secara praktis. Kemudian dengan mudah memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global.

Lalu, Jokowi berharap NU punya platform Edu Tech (teknologi pendidikan) yang juga memiliki platform learning management system (sistem manajemen pembelajaran) yang andal. Hal ini yang dapat memfasilitasi jutaan santri NU untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan wirausahawan di mana pun serta kapan pun, dengan mudah dan murah.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X