Punya Gaji & Jabatan Tinggi Tak Jadi Jaminan Seseorang Betah Bekerja

- Sabtu, 14 September 2019 | 10:46 WIB
Ilustrasi/Unsplash
Ilustrasi/Unsplash

Setinggi apapun gaji dan juga jabatan yang didapatkan seseorang, ternyata tidak jadi jaminan bahwa ia akan betah bekerja pada perusahaan tersebut. Petinggi National Health Service (NHS) Inggris, Siobhan McArdle telah membuktikannya.

McArdle mengundurkan diri pada 16 September 2019 karena ia merasa bahwa gaji tinggi yang didapatkannya tidak sebanding dengan pengorbanan pribadi yang telah diberikannya untuk perusahaan. McArdle sendiri diketahui berpenghasilan Rp4,6 miliar per tahunnya.

Gaji besar justru akan semakin memberikan kita tuntutan yang lebih besar pula. Bahkan, para pekerja khawatir bahwa gaji dan jabatan tinggi akan membuat mereka stres dan berkurangnya waktu untuk diri sendiri.

Seorang ahli ekonomi bernama Kahneman mengatakan, penghasilan yang tinggi membuat seseorang jadi kurang bisa menikmati hal-hal kecil dalam hidupnya. Gaji tinggi namun tidak didukung beragam faktor pendukung lainnya pun akan menjadi percuma.

Salah satu hal yang bisa menjadi 'racun' bagi para karyawan adalah budaya kerja yang buruk atau budaya kerja yang kurang fleksibel. Banyak perusahaan yang menilai buruk kebiasaan karyawan yang bekerja di rumah.

Sistem kerja ini dianggap tidak produktif. Padahal, sebenarnya karyawan ini mungkin saja terpaksa melakukannya karena ada hal pribadi yang tidak bisa ditinggalkan. Hal inilah yang mungkin akan membuat para pekerja merasa tertekan.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X