IndoXXI beberapa hari belakangan ini tengah ramai dibicarakan publik. Bahkan cuitan tentang IndoXXI jadi trending di jagat Twitter, usai menyatakan pamit kepada semua penggunanya.
"Sangat berat tapi harus dilakukan, terimakasih kepada seluruh penonton setia kami, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2020, kami akan menghentikan penayangan film di website ini demi mendukung dan memajukan industri kreatif tanah air, semoga ke depannya akan menjadi lebih baik. Salam, INDOXXI," tulis pihak IndoXXI.
Keputusan IndoXXI untuk pamit dari hadapan publik menimbulkan pro dan kontra. Sebagian netizen menganggap bahwa pemerintah belum bisa memberikan layanan streaming maksimal untuk masyarakat.
Sementara pemerintah menilai bahwa, website tersebut merugikan industri film Indonesia. Tak hanya itu, IndoXXI juga dianggap telah melanggar undang-undang pembajakan.
Menjadi website yang banyak diakses orang-orang, lantas berapakah kira-kira pendapat dari IndoXXI?
Tahun 2017, Azstats memprediksi pendapatan dari IndoXXI mencapai ratusan juta per hari, yaitu berada di angka 20.000 dollar AS per hari atau sekitar Rp280 juta. Dengan kata lain, pendapatan IndoXXI per bulan bisa mencapai angka Rp8,4 miliar.
Dalam laporan terbaru, Azstats merilis jika pendapatan IndoXXI ada di angka Rp797 juta.
Sedangkan dari data URLrate, penghasilan IndoXXI mencapai 2.659 dolar AS atau sekitar Rp37 juta per hari. URLrate juga memperkirakan, estimasi harga dari website IndoXXI mencapai 1.914.40 dolar AS atau sekitar Rp26,7 miliar.
Di sisi lain, Worth of Web memprediksi IDTube.me yang merupakan bagian dari IndoXXI bernilai 2.303.200 dolar AS atau setara dengan Rp32,1 miliar. Worth of Web juga memprediksi bahwa IndoXXI bisa meraih pendapatan sebesar 1.396 dolar AS atau sekitar Rp19,5 juta per hari.
Dengan kata lain, dalam sebulan pendapatan website tersebut ada di angka 41.880 dolar AS atau sekitar Rp585 juta per bulan. Jika diakumulasikan, pendapatan website itu bisa mencapai 502.560 dolar AS atau sekitar Rp7 miliar per tahunnya.
Situs IndoXXI sendiri diketahui pernah masuk dalam 40 besar situs yang paling banyak diakses menurut data dari Alexa.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan akan memblokir situs yang menyediakan layanan hiburan ilegal, termasuk juga film dan musik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Kominfo menggandeng pihak lain, seperti Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, penegak hukum dan Asosiasi industri kreatif.
Kini, Kominfo baru akan menerapkan pemblokiran untuk situs streaming film yang bersifat ilegal. Pemerintah juga mencari cara guna memberikan efek jera bagi situs-situs "nakal" lainnya.
"Di era digital, kekayaan (hak cipta) yang harus dilindungi. Kalau enggak nanti orang malas berkreasi," ujar Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, melansir dari ANTARA.
