Virus Corona Bikin Panik Market, Ini Kata Analis

- Senin, 2 Maret 2020 | 19:20 WIB
Indeks LQ45 bergerak turun 20,21 poin atau 2,3 persen menjadi 859,33, melemah setelah pengumuman dua WNI positif virus corona (ANTARA FOTO/Galih Pradipta).
Indeks LQ45 bergerak turun 20,21 poin atau 2,3 persen menjadi 859,33, melemah setelah pengumuman dua WNI positif virus corona (ANTARA FOTO/Galih Pradipta).

Tekanan pada capital market global terus membumbui perdagangan sejak kali pertama kasus virus corona (Covid-19) diumumkan otoritas Tiongkok. Tercatat, bursa global regional hingga domestik terus diwarnai tekanan akibat Covid-19. 

Indeks utama Wall Street, seluruhnya turun dalam sepekan kemarin. Dalam semingguan, Dow Jones turun 12%, indeks S&P 500 turun 11,5%, dan Nasdaq terkoreksi 10,5%. Secara mingguan ini merupakan kinerja terburuk sejak 2008. 

Kecemasan pelaku pasar terjadi karena penyebarana covid-19 tumbuh lebih cepat di luar Tiongkok. Ini menimbulkan kekhawatiran pada pasokan barang dan permintaan konsumen turun lebih besar dari estimasi sebelumnya. 

Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami koreksi hingga 8,31% sejak sebulan lalu atau awal Februari 2020. 

Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menilai koreksi terhadap IHSG tersebut paling besar terjadi karena kepanikan para investor, menyikapi perkembangan Covid-19. 

Kendati demikian, Hans Kwee yang juga analis pasar modal tetap mengimbau agar para investor tidak larut dalam kepanikan dan bisa berpikir menggunakan logika. 

"Pelaku pasar kami sarankan tidak perlu terlalu panik karena sebenarnya yang sembuh dari virus corona lebih banyak dibandingkan yang meninggal dunia. Dampak ekonomi virus corona pasti ada, tetapi kekawatiran berlebih justru dapat menyebabkan tekanan besar pada perekonomian dan pasar keuangan," ujar Hans Kwee kepada Indozone, Senin (2/3/2020). 

Sebaliknya, Hans Kwee mengajak para pelaku pasar untuk bisa memanfaatkan koreksi IHSG ini, sebagai peluang membeli saham-saham yang memiliki fundamental bagus.  

"Bagi investor yang punya horizon waktu lebih dari 2 tahun, ini adalah periode yang bagus untuk memulai melakukan cicil beli di saham-saham berfundamental bagus. Peluang selalu datang dari koreksi tajam di pasar akibat ketakutan dan kekawatiran berlebih," tuturnya. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X