Jakarta Utara Dihantui Krisis Air Bersih

- Kamis, 18 Juli 2019 | 06:30 WIB
Ilustrasi krisis air bersih (ANTARA/Oky Lukmansyah)
Ilustrasi krisis air bersih (ANTARA/Oky Lukmansyah)

Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Jakarta Utara dihantui krisis air bersih karena kawasan itu sudah 60 hari lebih tidak hujan. 

Kekeringan dan kebutuhan air bersih menjadi dampak musim kemarau yang melanda Indonesia, khususnya Jakarta Utara. BMKG mengimbau agar memperhatikan ketersediaan air bagi warga yang menggunakan sumur sebagai sumber air bersih. 

"Tidak (krisis air) bagi yang menggunakan dari PDAM. Bagi masyarakat yang memanfaatkan sumur dangkal, sudah mulai terdampak," kata Kepala Sub bidang Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi. 

Selain Jakarta Utara, Aldi mengaku ada sejumlah wilayah lain di ibu kota yang mengalami kekeringan dan berpotensi krisis air bersih. Anggapan itu berdasarkan observasi lapangan tim BMKG. 

"Berdasarkan pantauan, wilayah Jakarta Utara sudah ada yang lebih dari 60 hari tidak ada hujan. Adapun daerah Jakarta lainnya 31 hingga 60 hari," kata Adi. 

Adi memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus dan September. Kali ini puncak musim kemarau diawali dari Jakarta Utara, kemudian merambat ke Jakarta Selatan sekitar bulan September.

"Kemarau ini masih bertahan sampai sekitar Oktober. Jadi baru mulai kemarau 1-2 bulan, dan harus bersiap masih 2-3 bulan ke depan," kata Adi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X