Kekuatan Besar Serang Lembaga Pakai Isu Agama, Novel Baswedan: Seolah Ada Taliban di KPK

- Minggu, 19 Juli 2020 | 16:43 WIB
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Dua penyiram air keras ke wajah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan telah divonis oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (16/7/2020).

Terdakwa atas nama Rahmat Kadir divonis dua tahun penjara, sedangkan rekannya yang bernama Ronny Bugis divonis 1,5 tahun penjara.

Terlepas dari kesan sandiwara hukum dan kongkalikong di baliknya, Novel baru-baru ini juga mengungkap pengakuan yang mengejutkan.

Menurut Novel, aksi pelemahan terhadap lembaga anti rasuah KPK tidak hanya dilakukan dengan serangan fisik terhadap para punggawanya.

Novel mengatakan, terdapat pihak yang menyerang lembaga tersebut menggunakan isu SARA. 

"Di KPK yang mempunyai janggut seperti saya cukup banyak. isu itu yang kemudian diembuskan," kata Novel saat diwawancarai BBC News Indonesia, Jumat (17/7/2020).

Novel menambahkan, terdapat pihak yang sengaja mengembuskan isu agama untuk mengikis kepecayaan publik terhadap KPK.

Satu di antaranya adalah isu bahwa KPK disisipi simpatisan Islam yang diklaim radikal.

"Sebegitu mudahnya persepsi itu dikembangkan, diembuskan, dan kemudian ditangkap oleh publik. Seolah-olah benar ada Taliban di KPK," kata Novel.

Serangan isu SARA yang masif, menurut Novel, mengisyaratkan adanya kekuatan besar yang bermain di belakangannya.

"Sangat mustahil itu terjadi. Tapi sedemikian gencar upaya itu, menunjukkan bahwa isu itu adalah isu yang dikontrol atau ada yang meng-endorse dengan kekuatan besar agar isu itu bisa menjadi suatu hal yang kemudian dipercayai," ujar Novel.

"Belakangan kami sadari bahwa itu dijadikan alat untuk memecah kepercayaan publik terhadap KPK. Dan rasanya isu itu cukup efektif untuk dijadikan alasan menghancurkan KPK," pungkasnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X