Aksi radikalisme marak terjadi belakangan ini. Teranyar adalah tindakan bom bunuh diri yang dilakukan seorang pelajar di markas Polrestabes Medan, Rabu (13/11).
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, pemicu terjadinya radikalisme adalah perasaan terzalimi para pelakunya. Hal ini, lanjut pria yang akrab disapa JK itu, bisa dilihat dalam berbagai kelompok.
"Seperti Al Qaeda dan ISIS yang banyak terlibat aksi kekerasan dan penyerangan di berbagai tempat," ujar JK saat menyampaikan orasi ilmiah di Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu (13/11).
JK menambahkan, semua radikalisme itu bermula dari kemarahan akibat suatu kezaliman yang terjadi. Dia berharap semua pihak bisa mencegah hal ini terjadi.
Pria berusia 77 tahun itu mengajak semua pihak untuk intropeksi diri dengan semakin maraknya aksi radikalisme yang terjadi. Dia menilai, pencegahan radikalisme bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai sektor, contohnya di bidang pendidikan.
Ada baiknya, sambung JK, perguruan tinggi menanamkan ajaran agama yang jauh dari perilaku ekstrem. Sebut saja dengan cara mengajarkan pentingnya Islam yang moderat.