Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, menyebut perjalanan pembunuhan oleh Wowon cs, pembunuh berantai yang meracun lima korban di Bekasi, tidak serta merta tanpa iming-iming. Wowon lebih dulu menawarkan jasa supranatural untuk meraup harta korban sebelum diracun.
"Para pelaku ini berdasarkan pengakuan melakukan sebuah perjalanan perjuangan pembunuhan bahasa mereka," kata Irjen Fadil dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Fadil menyebut Wowon cs sebelumnya bekerja sama dengan para tersangka lain membuka jasa supranatural. Dia mengaku bisa membuat para calon korbannya kaya raya.
Baca Juga: Ngeri! Motif Wowon Cs Racun 5 Korban di Bekasi: Ketahuan Sudah Bunuh Banyak Orang
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau serial killer dengan motif janji-janji dikemas supranatural untuk memebuat orang sukses atau kaya," beber Fadil.
Dalam aksinya, para korban diharuskan membayar kepada para tersangka. Setelah membayar banyak, tapi tak kunjung kaya, korban kembali ke tersangka untuk melakukan aksi protes.
Selanjutnya, tersangka beraksi meracun korban hingga korbannya tewas. Tak hanya korban, para saksi yang mengetahui aksi pelaku juga tak luput dihabisi.
"Perjalanan perjuangan pembunuhan itu diawali penipuan janji kesuksesan hidup. Setelah para korban menyerahkan harta benda, lalu kemudian para korban dihilangkan termasuk saksi-saksi yang mengetahui itu yang dia sebut perjuangan," ungkap Fadil.
Jasad korban dikubur di dalam sebuah lubang yang telah disiapkan. Lubang tersebut berada di rumah Wowon yang terletak di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Sebelumnya, kasus pembunuhan berantai Wowon cs ini terbongkar lebih dulu dari penemuan lima orang dalam keadaan mulut berbusa di Bantargebang, Bekasi. Dari pendalaman penyidik, pelakunya adalah Wowon.
Baca Juga: Kakak Kandung Arif Rachman Arifin Percaya sang Adik Tidak Terlibat Perintangan Penyidikan
Tak hanya membantai korban yang merupakan keluarganya sendiri di Bekasi, Wowon cs juga sudah meracun sejumlah orang lainnya. Jasad korban lain berada di Cianjur dan sudah menjadi kerangka.
