Konflik Internal di Demokrat Tak Lepas dari Memudarnya Karisma Seorang SBY

- Sabtu, 20 Maret 2021 | 12:34 WIB
Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (photo/Instagram/@museumsby)
Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (photo/Instagram/@museumsby)

Acara yang disebut sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu telah menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketum baru Partai Demokrat. Hal itu menimbulkan dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat yang melibatkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan KSP Moeldoko.

Terkait kisruh di Partai Demorkat, Pakar Politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono menilai, konflik itu terjadi karena memudarnya karisma Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi Demokrat.

"Saya melihat di KLB, karisma SBY mulai memudar setelah dia tidak menjabat presiden. Selain itu diperkirakan jauh-jauh hari telah menyiapkan anak emas untuk memimpin Demokrat. Itu yang menjadi kader tidak lagi tegak lurus atas kepemimpinan yang sekarang," kata Teguh Yuwono di Semarang, Jumat (19/3).

Ia mengatakan, keputusan SBY yang memberikan tongkat komando kepada AHY untuk memimpin Demokrat harus dihormati semua kader. Apabila masalah internal partai tak bisa diselesaikan dengan baik, maka hal itu bisa jadi bom waktu sendiri.

"Mestinya keputusan SBY hingga sekarang harusnya loyal. Kalau orangnya saja masih, kader berani melawan gitu artinya loyalitasnya semu, tidak sekuat yang dibayangkan," ujarnya.

Konflik internal partai tidak hanya terjadi di Partai Demokrat saja, sejumlah partai tentunya mengalami hal yang sama. Namun tidak menjadi masalah besar ketika kader masih solid terhadap kepemimpinan partai.

"Di partai lain tidak terjadi masalah, tapi kenapa di Partai Demokrat jadi masalah? Karena itu tadi, penghormatan loyalitas kepada partai sudah mengalami pelunturan," ungkap dia. 

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X