Lakukan Pertemuan Bilateral, Presiden Jokowi dan Presiden Vietnam Bahas soal Ini

- Kamis, 22 Desember 2022 | 15:04 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Vietnam Nguy?n Xuân Phúc. (Dok Sekretariat Presiden).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Vietnam Nguy?n Xuân Phúc. (Dok Sekretariat Presiden).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Vietnam Nguyen Xuân Phúc melakukan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/12/2022). Dalam pertemuan itu, Jokowi mendorong adanya peningkatan kemitraan strategis baik secara bilateral maupun di kawasan.

“Vietnam merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2013 dan pada pertemuan tadi kita telah membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis, baik secara bilateral maupun kawasan,” ungkap Presiden Jokowi dalam pernyataan pers usai pertemuan, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Subsidi Mobil Listrik Rp80 Juta Sudah Dikaji, Bisa Tingkatkan PNBP

Dalam konteks kerja sama bilateral, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Presiden mengungkapkan, nilai perdagangan sebesar 10 miliar dolar AS yang ditargetkan dicapai pada tahun 2023 telah terpenuhi di tahun 2021 dengan angka sebesar 11,06 miliar dolar AS.

“Dalam lima tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar 9,77 persen. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar 15 miliar dolar AS pada tahun 2028,” kata Jokowi.

Baca Juga: Curhat Gak Diajak Menterinya Nyanyi, Iwan Fals Ajak Presiden Jokowi Datang ke Konsernya

Secara khusus, Jokowi meminta Presiden Nguy?n Xuân Phúc untuk memperlancar ekspor komoditas pertanian dari Indonesia ke Vietnam. Kedua pemimpin juga membahas mengenai kerja sama di bidang investasi. 

Presiden mengapresiasi kepercayaan pemerintah Vietnam kepada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara tersebut. Tercatat akumulasi investasi Indonesia di Vietnam mencapai lebih dari 600 juta Dolar AS yang meliputi 101 proyek. Oleh karena itu, Presiden Jokowi menekankan perlunya perlindungan terhadap investasi Indonesia di Vietnam.

“Saya mengharapkan penyelesaian beberapa isu yang dialami investor Indonesia yang akan mendorong investasi baru di masa mendatang,” urai dia.

Ketiga, keduanya membahas upaya penguatan kerja sama di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan. Presiden menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) antara kedua negara yang dinilainya dapat mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen, dan smart grid.

“Saya juga menyambut baik rencana kolaborasi Vietnam dengan perusahaan BUMN dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti PT BTM dan PT Wima untuk pemasaran motor listrik Gesit di Vietnam, Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk investasi pada pembuatan baterai EV [electric vehicle], dan PT INKA untuk pembelian komponen bus listrik,” ujar Jokowi.

Isu keempat yang dibahas, kata Jokowi, adalah peningkatan konektivitas kedua negara. Presiden menekankan bahwa kedua negara harus segera mengembalikan arus lalu lintas barang dan wisatawan seperti masa prapandemi.

“Rute penerbangan langsung antarpusat-pusat bisnis dan pariwisata kedua negara harus direvitalisasi. Maskapai dari kedua negara diharapkan dapat memfinalisasi rencana rute penerbangan baru dari Da Nang ke Denpasar dan H? Chí Minh-Jakarta, maupun penambahan rute penerbangan Jakarta-H? Chí Minh City,” tuturnya.

Untuk isu kelima, mengenai perundingan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Republik Indonesia dan Vietnam. Presiden mengungkapkan, setelah melakukan perundingan intensif selama 12 tahun, Indonesia dan Vietnam akhirnya dapat menyelesaikan perundingan mengenai garis batas ZEE kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X