Tim Resmob Polda Sulawesi Selatan berhasil mengungkap motif pembunuhan di sekitar Sungai Jeneberang, Makassar. Pelaku mengaku bahwa ia tega membunuh kekasihnya karena tak punya biaya pengobatan.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo mengatakan, pelaku melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban hidup.
"Mereka ini status kekasih dan sudah lima bulan mengontrak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Keduanya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujarnya.
Pelaku yang berinisial RM (32) dan korban Jumince (32), diketahui berasal dari Desa Oelbanu, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, NTT.
Keduanya mengontrak rumah di Kabupaten Gowa. Sehari-harinya RM bekerja sebagai buruh bangunan. Jumince sendiri yang sudah lama menderita sakit meminta kepada RM untuk dibawa berobat, karena kondisinya yang terus menurun.
Namun, karena tak punya biaya untuk membawa Jumince berobat, RM lalu membunuh Jumince. RM mencekik dan memukul kepala Jumince dengan kepalan tangannya hingga ia tewas.
Setelah Jumince meninggal, RM lantas membungkus tubuh Jumince dengan seprei. Jasadnya kemudian dibuang ke Sungai Jeneberang, perbatasan Kabupaten Gowa dan Makassar.
"Kejadiannya di Gowa, tapi mayatnya ditemukan di Makassar. Pengakuan pelaku kalau korban ini menderita sakit dan tidak punya uang untuk membawanya berobat lalu mencekiknya," ungkap Tompo.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Raden Harjuno, mengatakan bahwa Jumince menderita penyakit paru-paru atau tuberkulosis (TBC). Ini dibuktikan dengan hasil otopsi obat-obatan paru yang ditemukan di rumah kontrakan.
"Tubuh korban memang sangat kurus dan obat-obatan yang kami dapat memang itu untuk obat paru-paru, TBC. Untuk motif lainnya, biar penyidik yang mendalaminya," ucapnya.
