Akhir Pekan, Kualitas Udara Di Jakarta Tetap Paling Buruk Di Dunia

- Sabtu, 3 Agustus 2019 | 08:10 WIB
ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Lagi, kualitas udara di ibu kota menjadi yang terburuk di dunia. Dilihat dari situs AirVisual, Sabtu (3/8/2019) pukul 7.58 WIB, Indonesia menempati peringkat teratas dengan angka 184, 'jauh' mengungguli Dubai (UEA) 152 dan Lahore (Pakistan) 122 di bawahnya.

Ini kali kedua dalam rentang waktu tiga hari terakhir, kualitas udara di ibu kota menjadi yang terburuk di dunia. Sebelumnya, pada hari Kamis (1/8/2019), angkanya mencapai 161. Sementara, pada hari Jumat (2/8/2019) kemarin, angka kualitas udaranya mencapai 162.

Dengan Air Quality Index (AQI), kualitas udara di ibu kota berada dalam ‘level merah’ atau tidak sehat.

-
AirVisual

 

Untuk diketahui, AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat buruknya kualitas udara suatu wilayah, dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yakni PM 2.5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida dan ozon permukaan tanah.

Meski akhir pekan, kualitas udara di ibu kota tidak membaik malah memburuk, meski angka ini tidak tetap dan berubah-ubah berdasarkan data real time di situs AirVisual. Semakin tinggi angka di AQI, semakin buruk kualitas udara. 

Rentangnya sendiri antara 0 - 500. Skor 0 - 5 berari kualitas udara bagus. 51 - 100 berarti moderat, 101 - 150 tidak sehat bagi orang sensitif, 151 - 200 tidak sehat, 201 - 300 sangat tidak sehat dan 301 - 500 berarti berbahaya.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X