Sebuah Pesantren di Riau Diselimuti Lumpur Akibat Kebocoran Gas Saat Mengebor Tanah

- Jumat, 5 Februari 2021 | 15:24 WIB
Kebocoran gas di area pesantren di Riau (Antara)
Kebocoran gas di area pesantren di Riau (Antara)

Sejak kemarin, hingga saat ini semburan akibat kebocoran gas bumi yang terjadi di area Pondok Pesantren Al-Ihsan di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau belum juga berakhir. Peristiwa itu pun mulai berdampak terhadap rusaknya fasilitas pondok pesantren  yang berada tidak jauh dari  titik semburan gas.

Dilansir Antara, areal kompleks Pondok Pesantren Al-Ihsan kini diselimuti lumpur, pasir dan abu berwarna kelabu. Bangunan utama seperti asrama santri, ruang guru, kantin, ruang kelas, dan aula rusak berat karena gumpalan lumpur yang mengeras terlontar dari sumur menghujam atap hingga berlubang. Tanah di sekitarnya juga penuh dengan lumpur yang lengket.

"Kira-kira setelah shalat Isya pada Kamis malam, semburan semakin parah berupa gumpalan tanah besar-besar," sebut seorang guru Ponpes Al-Ihsan Khairudin Damanik.

Insiden semburan gas berawal ketika pengelola Ponpes Al-Ihsan mempekerjakan penggali sumur untuk mencari sumber air di kompleks tersebut. 

Diketahui bahwa, kawasan Kecamatan Tenayan Raya merupakan daerah yang sulit mendapatkan sumber air dari sumur artesis, sehingga masyarakat di sana harus mengebor tanah hingga puluhan bahkan lebih dari 100 meter. 

Saat proses penggalian mencapai sekitar 119 meter pada Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, tiba-tiba dari lubang sumur menyembur keluar gas hingga ketinggian 15 meter.

Demi keamanan, puluhan santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut telah diungsikan akibat semburan gas bumi tersebut.

Khairudin mengatakan awalnya semburan hanya berupa gas dan abu, namun pada malam hari juga terlontar berupa material keras yang menghancurkan bangunan Ponpes.

"Semburan itu berlangsung sampai hampir tengah malam. Setelah itu mereda, dan pada Jumat subuh keluar pasir hitam dan paginya semburan gas telah bercampur lumpur," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau Indra Agus Lukman mengatakan pihaknya masih memantau kondisi karena tidak bisa begitu saja langsung menutup semburan gas yang masih cukup kuat.

"Yang kita lakukan saat ini adalah mitigasi, yakni santri dan masyarakat di sekitar sini dipindahkan dan melarang warga lainnya untuk mendekat," katanya.

Ia mengatakan untuk upaya penanggulangan insiden semburan gas akan dilakukan oleh tim terpadu yang terdiri dari pemerintah daerah, SKK Migas Sumbagut, dan perusahaan gas EMP Bentul Ltd.

Sementara itu, Act Area Manager EMP Bentu Ltd. Zulfan mengatakan semburan gas itu tidak ada hubungannya dengan fasilitas dan sumur Gas EMP Bentu. Titik semburan gas berjarak 180 meter dari pipa gas EMP Bentu, dan berjarak satu kilometer dari sumur gas EMP Bentu. Pengeboran terakhir pada tahun 2004, dan produksinya berakhir pada 2013.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X