Pemilih Milenial Banyak Muncul di Pemilu 2024, Solidaritas Koalisi Akan Diuji

- Selasa, 30 Agustus 2022 | 19:20 WIB
Ketum PAN Zulhas (kiri), Ketum Golkar Airlangga Hartarto (tengah) dan Ketum PPP Suharso (kanan) di KPU. (INDOZONE/Harits Tryan)
Ketum PAN Zulhas (kiri), Ketum Golkar Airlangga Hartarto (tengah) dan Ketum PPP Suharso (kanan) di KPU. (INDOZONE/Harits Tryan)

Pemilu 2024 akan diwarnai dukungan suara dari generasi milenial dan Gen Z. Bisa dibilang mereka masuk dalam kategori pemilih baru dan akan menetukan Partai Politik dalam menentukan arah koalisi.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Cecep Hidayat mengatakan, hadirnya pemilih baru dari kalangan milenial maupun Gen Z dapat mempengaruhi suara. Sehingga idenitas partai dan ideologi partai harus diperkuat.

“Identitas partai dan Ideologi partai kuat, banyak terjadi swing votes. Di mana perilaku pemilih yang berpikir mudah bergeser dan mudah mengalihkan pilihannya. Ditambah lagi lahir generasi Z milenial, mereka yang paparan teknologi informatika tinggi dan ideologi partai mereka tidak begitu kuat,” ucap Cecep kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).

Jika mengacu dari hasil survei Indometer menyebutkan pendukung partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) cenderung lebih solid dibandingkan dengan partai-partai koalisi lain, seperti Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat.

Dia menjelaskan, meskipun solid, dalam prakteknya masih perlu dibuktikan bahwa bukan cuma elit partai yang mesra, namun juga akar rumputnya. 

“Jadi kalau kita bicara pendukung yang solid, ketika terjadi koalisi beberapa waktu lalu, baik itu KIB, Gerindra-PKB, atau yang lain, itu kan di tingkat elit, tinggal nanti para pemilih apakah perilakunya patuh taat pada elit atau tidak,” tuturnya.

Berangkat dari pengalaman pemilu lalu lanjut Cecep, sekarang ini komunikasi di elit sudah baik.  Alhasil, selain memiliki pendukung setia, partai maupun koalisi harus terus membangun masa dari kalangan tersebut, mengungat politisi mulai melek teknologi dan menggunakan platform sosmed yang ada. 

Baca Juga: Persiapan Safari ke Parpol, Puan Maharani Bikin Tim Advance

"Di sisi lain mereka bisa menggunakan platform yang ada. Jadi, harapannya bukan sekedar tanpa tujuan, namun sebagai pendidikan politik,” tutur Cecep.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Pasrani Mendrofa memprediksi hal itu disebabkan karena basis kesamaan elektoral partai. KIB beranggotakan Partai Golkar, PPP, dan PAN. Ketiganya merupakan partai yang tergabung dalam partai pendukung pemerintah dalam Koalisi Indonesia Maju.

"Yang pertama jelas karena mereka memiliki segmen yang sama, yaitu ceruk elektoral berbasis yang pro terhadap pemerintah. Karena ketiga parpol ini ada di kubu pemerintah," tegas Herry di Jakarta,  Selass (30/8/2022).

Selain itu, KIB hingga saat ini belum memunculkan nama figur yang hendak diusung dalam Pilpres 2024. Karena belum ada nama calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), maka pendukung parpol anggota KIB cenderung nyaman dengan pembahasan visi-misi maupun program koalisi.

"Kedua, sampai hari ini belum tersebut nama capres. Artinya belum ada finalisasi soal siapa yang akan diusung oleh ketiga parpol itu," ujarnya.

Aritkel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X