Penyerang Sebut Novel Pengkhianat, Pakar: Tak Ada Emosi Kemarahan

- Minggu, 29 Desember 2019 | 15:30 WIB
Penyerang Novel Baswedan, RB, ketika melontarkan kalimat pengkhianat untuk Novel (Antara/Abdul Wahab).
Penyerang Novel Baswedan, RB, ketika melontarkan kalimat pengkhianat untuk Novel (Antara/Abdul Wahab).

Penyerang Novel Baswedan, RB, mengutarakan kebenciannya kepada si penyidik KPK ketika digiring ke mobil polisi, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12). 

Dengan nada tinggi, RB menilai Novel pengkhianat. Perlu diketahui, Novel sempat menjadi bagian dari Korps Bhayangkara pada 1998-2014.

Sikap RB itu tak ayal menimbulkan beragam reaksi, salah satunya dari pakar ekspresi, Handoko Gani. Dia menilai ketika melakukan hipotesis awal, tidak ada aroma kebencian di raut wajah tersangka. 

"Tidak ada emosi marah sebagaimana yang mungkin diduga, di raut wajah, dalam video yang singkat itu," kata Handoko kepada wartawan, Minggu (29/12). 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by INDOZONE - #KAMUHARUSTAU (@indozone.id) on

Akan tetapi, Handoko menegaskan analisisnya belum bisa dijadikan kesimpulan. Pendeknya durasi video yang tersebar di dunia maya menjadi salah satu sebab.

Bahkan, trainer Interview dan Analisis Perilaku (Human Lie Detector) itu menilai penggunaan alat layered voice analysis (LVA) sulit mendeteksi 'kebohongan' RB.

"Kenapa durasi pendek (pernyataan Novel pengkhianat) tadi tidak bisa dijadikan patokan? Itu karena selain pendek tadi. Bahkan dengan alat (LVA) tidak bisa dideteksi karena noise dan durasinya yang pendek," ujar Handoko.

Selain pendeknya durasi video, Handoko juga memastikan penilaian harus sesuai konteks. Harus ada pertanyaan yang menanyakan kenapa dan kenapa. 

"Ketika itu dijawab, maka ekspresi wajahnya, gesture-nya, suaranya, gaya bicaranya, saat itulah kita bisa analisis," tutur Handoko.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X