Menteri BUMN, Erick Thohir mendorong BUMN untuk mengambil peran optimal karena banyak potensi di era ekonomi digital. Erick menyebut Indonesia merupakan negara dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak ke-6 di dunia yang mencapai 2.321 startup.
“Jumlah startup di Indonesia tumbuh 11% setiap tahunnya,” kata Erick Thohir dalam acara Satu Festival yang digelar Microsoft Indonesia dan PT Pos Indonesia, di Pos Bloc Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Baca Juga: Sebagai Pemimpin Inovatif, Erick Thohir Jadi Cawapres yang Diinginkan
Adapun negara dengan jumlah startup terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 73.791 startup, India 14.793 startup, Inggris 6.559 startup, Kanada 3.562 startup, lalu Australia 2.513 startup.
Namun, Erick memberi catatan terkait masih minimnya jumlah startup di bidang agriculture di indonesia yang hanya 4%. Financial technology (fintech) saat ini masih menjadi sektor favorit sebesar 23%, disusul retail 14%, logistic 8%, edutech 8%, e-commerce 6%, health care 5%, big data 5%, media and service 5%, manufacture2%, dan sektor lainnya 20%.
“Agriculture baru 4%. Tetapi untuk fintech, retail, logistic, itu kalau digabung luar biasa,” kata Erick.
Ekonomi digital sendiri diyakini Erick bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menjadi Rp 4.531 triliun di tahun 2030. Saat ini ekonomi digital Indonesia juga merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
“Tapi ini baru sekedar data. Kalau kita tidur, ya hanya tidur. Potensinya lewat begitu saja bila tidak dioptimalkan. Makanya kenapa saya menantang BUMN untuk bangun dari tidur. Di era digital ini, kita harus mengambil peran, bukan hanya menjadi penonton,” tegas Erick.
