Memaknai Permintaan Megawati ke Jokowi Soal Jatah Menteri

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 14:42 WIB
Presiden Terpilih Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Presiden Terpilih Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan bernada guyon meminta jatah menteri paling banyak kepada presiden terpilih, Joko Widodo. Permintaan itu disampaikan dalam Kongres PDIP di Bali, beberapa waktu lalu.

Pengamat politik Mikhael Raja Muda menilai hal tersebut bukan bentuk intervensi Megawati terhadap Jokowi. Justru, kata Mikhael, permintaan Megawati merupakan bukti Jokowi tak bisa didikte siapapun.

Hal itu didasari pengamatan secara semiotik. Mikhael menilai pernyataan Megawati justru mengkonfirmasi sebuah anomali komunikasi Megawati-Jokowi. 

"Jika selama ini semua orang berpikir bahwa Megawati bisa mendikte Jokowi, maka ini menjadi bukti bahwa Jokowi ternyata tidak bisa didikte, bahkan oleh Megawati sekali pun," kata Mikhael.

Megawati Risau

Mikhael juga menyakini, permintaan Megawati itu sebagai bentuk kerisauan Presiden Ke-5 RI tersebut karena banyaknya arus tekanan dari ketum parpol koalisi terkait jatah menteri.

Inilah, tambah Mikhael, yang membuat Megawati membuat semacam kontra opini untuk mengimbangi manuver partai-partai tersebut.

-
Kongres PDI Perjuangan di Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Megawati dinilai menggunakan forum kongres untuk mengunci Jokowi.

"Megawati hanya mau memberi pesan tegas ke Jokowi bahwa Jokowi harus memerhatikan PDIP karena partai ideologis itu sudah berdarah-berdarah berjuang memenangkan Jokowi," kata Mikhael.

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X