Ketakutan Terburuk Wanita Menjadi Kenyataan saat Taliban Menguasai Afghanistan

- Senin, 16 Agustus 2021 | 15:33 WIB
Ketakutan terburuk wanita di Afghanistan. (REUTERS/Stringer)
Ketakutan terburuk wanita di Afghanistan. (REUTERS/Stringer)

Seluruh kota telah berubah bagi wanita hampir dalam semalam. Bahkan berjalan di jalan pun terasa berbeda. Hidup telah berhenti, ini adalah kata-kata seorang jurnalis wanita di Kabul setelah Afghanistan berada di bawah kendali Taliban.

Wanita di Afghanistan takut pada kelompok pemberontak ekstremis. Ketika mereka menguasai negara dengan kecepatan yang menakjubkan pada hari Minggu, para wanita takut bahwa mimpi buruk mereka akan menjadi kenyataan.

Banyak yang khawatir Taliban akan mengembalikan dua dekade keuntungan yang diperoleh perempuan dan etnis minoritas sambil membatasi pekerjaan jurnalis dan pekerja LSM. Seluruh generasi Afganistan dibesarkan dengan harapan membangun negara demokratis yang modern, tapi mimpi itu tampaknya telah mencair ketika kelompok pemberontak mengambil alih negara pada hari Minggu.

Baca juga: Inggris Ogah Kembali ke Afghanistan untuk Perangi Taliban

Selama pemerintahan mereka sebelumnya, Taliban melarang perempuan bekerja di luar rumah atau bersekolah. Wanita diharuskan mengenakan burqa dan harus ditemani oleh kerabat laki-laki setiap kali mereka pergi ke luar.

Sebuah foto beredar di media sosial yang menunjukkan pemilik salon kecantikan melukis di atas poster yang menggambarkan wanita. Para pemuda berlari pulang untuk mengganti jeans dan kaus oblong mereka dan mengenakan pakaian tradisional shalwar kamiz.

"Kami semua wanita yang lebih tua telah berbicara tentang betapa sulitnya sebagai seorang wanita di masa lalu. Saya dulu tinggal di Kabul saat itu dan saya ingat bagaimana mereka memukuli wanita dan gadis yang meninggalkan rumah mereka tanpa burqa," kenang seorang wanita Afghanistan, dikutip dari India Today.

Wartawan lain yang mencoba melarikan diri dari negara itu setelah kelompok ekstremis mengambil alih mengatakan dia dirampok dengan todongan senjata dalam perjalanan ke bandara. Paspor dan dokumennya diambil, tetapi dia berhasil sampai di bandara.

Meskipun Taliban telah menjanjikan hak yang sama bagi perempuan, itu hanya dapat dianggap sebagai nilai nominal karena kekejaman yang dilakukan pada perempuan di masa lalu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X