Hubungan Presiden Jokowi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terlacak sudah terjalin sejak tahun 1998. Mereka sama-sama sosok yang getol dalam bidang ekonomi dan bisnis.
Pada Agustus tahun 1998, era awal kejatuhan Soeharto, Jokowi dan Sri hadir dalam Seminar Ekonomi yang digelar di Grha Wisata Niaga Surakarta.
Sri Mulyani Indrawati hadir dalam seminar itu sebagai pembicara bersama pengusaha nasional Jaya Suprana. Sedangkan Jokowi hadir sebagai narasumber sekaligus penyumbang dana seminar itu.
Foto-foto seminar itu belakangan viral di media sosial, dibagikan oleh akun Facebook Mayor Haristanto. Pada foto-foto itu tertera keterangan bahwa seminar itu terselenggara berkat dukungan uang dari Jokowi, yang masa itu dikenal sebagai pengusaha kayu.
"Kirim uang dari Jokowi ke Sri Mulyani Indrawati di tahun 1998 kok engga kepikiran pakai transfer saja. Bukankah lebih murah? Lebih cepat? Ketololan itu baru saya sadari di tahun 2020 ini. Karena di tahun 1998 itu saya harus naik kereta api Solo-Jakarta pp dalam 24 jam untuk membawa uang tersebut. Tetapi kini dalam bernostalgia, ada juga rasa manis dari ulah bodoh saya saat itu," tulisnya.
Yang menarik, pada momen seminar itu, Jaya Suprana meramal bahwa Sri Mulyani kelak akan menjadi presiden Indonesia.
"Jaya Suprana membuat nujum, bila kelak SMI akan menjadi presiden RI. Tahun 2012 terbentuk Partai SRI untuk kendaraannya. Sayang terganjal syarat keikutsertaannya dalam Pemilu. Yang kemudian jadi presiden di Pilpres 2014 dan kembali di tahun 2019 justru pengusaha kayu Solo yang berpidato membuka seminar itu," tulis Mayor Haristanto.
Mayor Haristanto mengaku sebagai orang yang diperintahkan untuk mengirimkan uang bantuan itu naik kereta api.
Berdasarkan poster, seminar itu digelar tepatnya tanggal 14 Agustus 1998 di Solo. Diduga seminar itu menjadi momen pertama Jokowi dan Sri Mulyani saling mengenal.
"Mungkin menjadi momen pertama kali Jokowi mengenal Sri Mulyani Indrawati. Mayor Haristanto, adik saya, dan saya, rasanya bisa sedikit berbangga karena mampu mempertemukan keduanya. Yakni dalam acara seminar ekonomi di Solo. Saat itu kami berdua, setelah Solo porak-poranda akibat kerusuhan Mei 1998, mencoba ikut mencari solusi. Terbentuklah Forbis, Forum Bisnis Surakarta. Merancang seminar ekonomi. Penyandang dananya, pengusaha kayu bernama Joko Widodo," lanjut keterangan yang tertulis.
"Naskah pidato yang saya buat, agak sedikit panjang, ternyata dipersingkat. Mungkin sesuai motto dia, sedikit bicara banyak bekerja. Sisanya adalah sejarah," demikian akhir keterangan yang tertera.
