Perjuangan Agung Nugroho Ubah Warung Tradisional Jadi Toko Daring

- Rabu, 28 Agustus 2019 | 14:09 WIB
instagram/@kudo_indonesia
instagram/@kudo_indonesia

Kudo atau Kios Dagang Untuk Dagang Online milik Agung Nugroho menjadi platform toko daring yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kehadiran Kudo sebagai platform untuk membantu masyarakat Indonesia serta memberdayakan pedagang konvensional nyatanya tak berjalan dengan mulus. Agung bahkan menghadapi beberapa rintangan yang sempat membuatnya sedih.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kudo (@kudo_indonesia) on

Agung mengenang tidak ada satu pun pedagang tradisional yang tertarik untuk menggunakan Kudo pada masa-masa awal uji coba platform itu. "Sudah launching, nggak ada yang mau pakai. Satu orang pun nggak ada yang mau pakai," kata Agung.

Kenyataan itu tidak lantas membuat Agung mundur. Semangatnya justru semakin menggebu untuk mencari tahu kebutuhan para pedagang agar Kudo bisa lebih dekat ke target pasar mereka. Hingga kini, Agung dan Albert masih terus berjuang untuk bisa membantu masyarakat yang ingin berbelanja dengan mudah sekaligus bisa memberdayakan pedagang konvensional.

Kudo yang berorientasi pada sistem teknologi diharapkan dapat membantu banyak orang. Dengan teknologi ini pedagang dapat meningkatkan produktivitas dan penghasilan mereka.

Warung sederhana jadi toko daring

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kudo (@kudo_indonesia) on

Sistem teknologi yang digunakan dalam platform Kudo nyatanya dapat membantu para pedagang dan mengubah model bisnis mereka menjadi toko daring.

Agung memberi contoh tentang layanan panggilan moda transportasi (ride-hailing) dapat mengubah pola kerja para sopir ojek pangkalan. Dengan teknologi digital, para sopir dapat lebih produktif dan tidak banyak menghabiskan waktu menunggu di pangkalan.

Menurut Agung yang kini jadi CEO Kudo sejak tahun 2018, sisi tradisional menjadi seni tersendiri untuk menambahkan unsur teknologi di dalamnya. Lewat platform Kudo, pedagang tidak hanya bisa menjual satu barang saja, tapi banyak jenis barang yang bisa dijual secara bersamaan. Bahkan masyarakat bisa menjual kosmetik dan tiket pesawat berkat kerja sama dengan berbagai platform e-commerce.

Namun sayangnya, kemampuan pedagang traidisional berbanding terbalik dengan konsumen. Rasanya, platform ini harus terjun langsung ke lapangan untuk mengajari para pedagang memanfaatkan platform Kudo.

Agung dan Albert memiliki tim khusus untuk mengedukasi mitra atau agen yang sedikit kesulitan saat menggunakannya. Agung menilai pedagang tradisional akan terjamah teknologi dan masuk ke platform jual-beli online. Maka, strategi jemput bola yang dilakukan Kudo itu merupakan aksi yang cocok untuk menyikapi tren bisnis itu.

Nyaris menyerah

-
kudo.co.id

Dengan konsep menyulap warung menjadi toko daring, Agung dan Albert mengalami kesulitan di awal-awal Kudo berdiri dan diperkenalkan kepada masyarakat. Bukan hanya dari segi teknologi, tapi juga tak banyak pedagang yang tertarik dengan platform buatannya.

Tak ada satu orang yang tertarik, tidak membuat Agung menyerah. Bersama dengan timnnya, ia mencari tau apa saja yang dibutuhkan oleh pedagang. Menurut Agung, para pedagang membutuhkan tambahan pendapatan, peningkatan jumlah pelanggan, dan harga produk yang murah untuk menunjang bisnis mereka.

"Awal fund-raising, pernah beberapa hari lagi hampir bangkrut. Tapi karena ada usaha luar biasa dan invisible hands dari atas, semuanya kembali on track" ungkapnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X