Gempa berkekuatan Magnitudo 6,8 di Kota Ambon, Provinsi Maluku, pada Kamis (26/9) sekitar pukul 08.46 WIT, menelan korban jiwa.
Kepala Dinas Pemadaman Kebakaran Pemkot Ambon, Edwin Pattikawan mengatakan, satu orang meninggal dunia tertimbun longsor di SD Negeri 1 Desa Nania, kecamatan Teluk Ambon, kota Ambon.
"Iya benar ada korban meninggal tertimbun longsor. Identitas korban belum teridentifikasi ," kata Edwin.
Edwin menjelaskan, telah berkoordinasi dengan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, untuk mengerahkan peralatan berat membantu evakuasi korban.
Selain satu orang yang meninggal akibat tertimbun longsor, saat gempa susulan, seorang perempuan Haja Kebo meninggal dunia saat berupaya menyelamatkan diri dengan sepeda motor.
"Korban meninggal dunia karena terjatuh dari sepeda motor ketika berusaha menyelamatkan diri saat terjadi guncangan susulan," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Muslimin.
Haja Kebo merupakan orang tua kandung dari salah satu staf Kantor Basarnas Ambon bernama Kunu Akbar dan berdomisili di kawasan Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon.
Selain itu, gempa juga menyebabkan seorang mahasiswi Universitas Pattimura Ambon dilarikan ke puskesmas terdekat untuk menjalani perawatan medis akibat mengalami luka di bagian kepala.
Pembantu Dekan (PD) IV Fakultas Tekhnik Universitas Pattimura Ambon, John Tupan mengatakan, korban berupaya menyelamatkan diri. Namun terjatuh dan mengalami luka di kepala serta pingsan.
"Saat korban pingsan, terinjak rekan-rekannya. Bangunan kampus juga mengalami kerusakan saat terjadi gempa," kata John.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika masih memberikan imbauan kepada masyarakat Pulau Ambon dan sekitarnya untuk waspada dan tetap berada di tempat-tempat terbuka guna mencegah terjadinya gempa bumi susulan.
