Kemendikbud Wacanakan Sekolah Kembali Juli 2020, Sudah Lakukan Analisa Mendalam?

- Kamis, 21 Mei 2020 | 14:49 WIB
Ilustrasi sekolah dibuka kembali. (Antaranews/Adeng Bustomi)
Ilustrasi sekolah dibuka kembali. (Antaranews/Adeng Bustomi)

Sejak 16 Maret 2020 lalu, pemerintah resmi mengeluarkan kebijakan belajar di rumah untuk seluruh siswa di Indonesia. Sudah hampir tiga bulan, para siswa menjalani belajar virtual dari rumah. Sementara itu, tersiar kabar bahwa pemerintah akan segara membuka sekolah mulai Juli 2020 mendatang.

Padahal di sisi lainnya, peningkatan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia semakin meroket. Sehingga ada begitu banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan untuk anak kembali ke sekolah.

Sedari awal, pihak Kemendikbud memang tidak pernah mengundur atau mengubah kebijakan tahun ajaran baru bagi seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, wacana untuk membawa siswa kembali sekolah telah disepakati oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Hamid Muhammad.

Keputusan ini juga telah didiskusikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan. Menanggapi hal tersebut, Psikolog dan Pengamat Pendidikan Rose Mini mempertanyakan apakah sekolah telah layak dibuka kembali.

“Mendengar keputusan pemerintah untuk membuka sekolah kembali dirasa cukup baik, Anak-anak sudah merasa bosan karena telalu lama di rumah. Namun, permasalahannya adalah apakah keputusan ini hanya sementara dan apakah sekolah sudah layak dibuka kembali,” papar Rose Mini saat dihubungi Indozone, Kamis (21/5/2020).

Sebenarnya pembelajaran jarak jauh ini kurang nyaman dilakukan dalam jangka waktu panjang. Namun, apabila pemerintah menerapkan kebijakan yang belum pasti akan memperburuk kondisi anak-anak. Misalnya, membuka sekolah kembali kemudian mengembalikan belajar di rumah lagi.

Karena pada dasarnya keputusan dibuka kembali sekolah, bukan hanya menyangkut anak-anak saja, melainkan orangtuanya.

"Dibutuhkan persiapan yang matang bagi anak dan orangtua untuk kembali ke sekolah. Misalnya, orangtua bekerja sementara anak di rumah. Kemudian pemerintah mewacanakan sekolah dibuka namun sementara atau diundur dalam kembali. Ini akan menjadi sebuah permasalahan yang pelik," ungkapnya.

"Ini bukan hanya tentang membuka kemudian menutup kembali. Perlu adanya analisa dan sosialisasi yang dilakukan pemerintah terhadap orangtua. Karena selama lebih dari dua bulan belajar di rumah, anak-anak mengalami kebiasaan-kebiasaan baru yang sudah terbentuk yang sulit untuk diubah," tambahnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X