DS, oknum pembina asrama putra yang melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap puluhan siswa di Sekolah Taruna Papua ternyata tergiur melakukan pencabulan terhadap para siswa karena sering melihat para siswa tersebut dalam keadaan tanpa busana.
Kondisi para siswa dalam keadaan tanpa busana itu disaksikan DS karena ia sering memandikan pada siswa tersebut. Dari hal itu, DS mulai menyasar satu persatu korbannya.
"Sesuai dengan keterangan pelaku saat pemeriksaan, awalnya pelaku sering memandikan siswa dalam keadaan tanpa busana sehingga timbul niat untuk melakukan perbuatan percabulan," kata Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Hermanto, Minggu (14/3/2021).
Aksi DS tersebut dilakukannya pada malam hari ketika para siswa lain sedang beristirahat. Dengan memanfaatkan suasana sepi itu, DS memanggil satu siswa dan membawanya ke kamar mandi lalu memaksanya untuk melakukan seks oral.
Hal ini dilakukannya tidak hanya kepada satu siswa saja, secara bergantian pada hari-hari berikutnya DS terus melampiaskan birahinya dengan memaksa siswa lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Dalam melancarkan aksinya itu, DS mengancam akan memukul korbannya tersebut dengan penggaris kayu yang selalu dibawanya saat akan melakukan aksinya tersebut.
Hermanto menyebutkan peristiwa itu terjadi dalam rentang waktu sekitar November 2020 hingga 9 Maret 2021. Dalam kurun waktu tersebut, sebanyak 25 siswa sudah menjadi korbannya.
"Korban yang baru melapor sebanyak 25 orang, sebanyak 24 siswa dan satu seorang siswi. Sebanyak 10 orang mengalami pencabulan dan 15 orang mengalami kekerasan," sebut Hermanto, Minggu (14/3/2021).
