Alokasi Anggaran Perangkat Lunak Terbesar DKI Bukan Untuk Antivirus

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 11:38 WIB
photo/Ilustrasi/expressvpn.com
photo/Ilustrasi/expressvpn.com

Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan DKI Jakarta mengajukan anggaran sekitar Rp12,6 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 untuk pengadaan perangkat lunak. Namun, alokasi dana terbesar bukanlah untuk antivirus.

"Dana Rp12 miliar itu kesannya hanya antivirus saja, tapi ada tiga kegiatan. Pertama antivirus, kedua Microsoft Office dan database Oracle, dan yang terbesar bukan antivirus," kata Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan Muhammad Nurrahman di Balai Kota Jakarta, Rabu (9/10).

Nurrahman menyebutkan pemakaian anggaran terbesar perangkat lunak tersebut adalah untuk membeli database Oracle yang nilainya mencapai Rp7 miliar. Oracle dipilih oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lantaran pemerintah pusat (Kementerian Dalam Negeri) juga menggunakan layanan database dari perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu.

Dana Rp7 miliar yang dibayarkan untuk membeli lisensi database Oracle ini hanya dilakukan sekali. Selanjutnya, Pemprov DKI membayar 15 persen dari harga pembelian awal untuk mendapat upgrade software terbaru setiap tahunnya.

-
photo/Ilustrasi/expressvpn.com

Pembelian terbesar selanjutnya adalah lisensi Microsoft Office dengan alokasi dana mencapai Rp4 miliar yang akan disebarkan untuk 276 kelurahan, 44 kecamatan dan enam Suku Dinas (Sudin) serta di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Sementara untuk pembelian antivirus, Pemprov DKI Jakarta hanya membutuhkan anggaran Rp384 juta untuk waktu satu tahun.

"Jadi sebenarnya nilai Rp12 miliar itu yang terbesar adalah pengadaan database Oracle hampir Rp7 miliar, kalau antivirus Rp384 juta untuk satu tahun dan untuk Microsoft Office Rp4 miliar. Itu pun (di tahun) 2020," kata dia.

Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengritik usulan anggaran penyediaan lisensi perangkat lunak dan antivirus dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta. Anggaran pengadaan perangkat lunak dan antivirus sebesar Rp12.917.776.000 ini diusulkan dalam draf pembahasan KUA-PPAS 2020 oleh Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan, Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta.

-
William Aditya Sarana/ANTARA/HO/Dok.Pribadi

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI William Aditya Sarana menilai, anggaran belasan miliar ini tidak masuk akal.

"Kalau kita pakai akal sehat, ini enggak masuk akal sebenarnya," katanya, Jumat (4/10).

Untuk itu, William berencana meminta penjelasan soal anggaran Rp12 miliar lebih untuk pengadaan perangkat lunak dan antivirus ini dalam rapat komisi. Apalagi pada tahun-tahun sebelumnya Pemprov DKI hanya melakukan sewa.

"Sebenarnya dari 2016-2018 kita sewa, cuma Rp100 juta sampai Rp 200 juta saja. Tapi sekarang mau beli sekira Rp12 miliar, ini nilainya jauh," katanya.

"Nanti saat rapat komisi kita perjelas Rp12 miliar ini untuk apa saja, kenapa harus beli daripada sewa. Ini harus dipertanggungjawabkan karena  kita mau menyelamatkan uang rakyat yang selama ini dianggap pemborosan," ujar dia.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X