Indonesia Naik Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Atas, Ekonom Prediksi akan Turun Lagi

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 11:01 WIB
Ilustrasi strategi investasi ekonomi. (Freepik)
Ilustrasi strategi investasi ekonomi. (Freepik)

Ekonom Senior Institut Development Of Economics And Finance (INDEF), Faisal Basri mengatakan, status Indonesia yang naik kelas dari negara lower middle income (negara berpenghasilan menengah) ke upper middle income (negara berpenghasilan menengah atas) memang patut disyukuri. Meski demikian, hal itu tidak bisa dijadikan patokan bahwa dengan peningkatan pendapatan perkapita sebesar US$5 diatas dari lower middle income tersebut, sudah menggambarkan peningkatan taraf kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. 

Bahkan, Faisal meramal kenaikan kelas pendapatan masyarakat Indonesia itu hanya akan berlangsung dalam satu tahun saja. Menurutnya, ada indikator-indikator yang mengarah bahwa tahun 2020 ini, Indonesia akan kembali turun kelas pendapatan sebagai akibat dari pandemi virus corona (Covid-19). 

"Itu sekedar angka saja, kemungkinan besar kita naik kelas cuman satu tahun, dimana 2020 ini kita turun lagi. Tapi mudah-mudahan di 2021 kita naik kelas lagi. Jadi ini klasifikasi saja," ujar Faisal di Jakarta, Sabtu (11/7/2020). 

Menurut Faisal, tidak ada hal yang istimewa yang bisa didapatkan Indonesia dengan menyandang status negara upper middle income. Sebab, fasilitas-fasilitas untuk kemudahan perdagangan ke Amerika Serikat juga sudah tidak kita dapatkan saat ini.

"Tanpa naik kelas pun kita tidak memperoleh fasilitas GSP (Kemudahan ekspor tanpa tarif) dari AS. Jadi produk-produk kita ke Amerika tidak di bebaskan lagi, jadi kena bea masuk. Kemudian sudah lama juga kita tidak memperoleh pinjaman lunak dari lembaga internasional," tuturnya. 

Bahkan menurut Faisal, kenaikan peringkat pendapatan perkapita Indonesia seharusnya sudah bisa didapatkan pada 2018 lalu. Namun dikarenakan terjadinya perlambatan ekonomi dunia yang ikut berpengaruh ke Indonesia, maka kenaikan peringkat pendapatan itu tertunda.

"Sebetulnya tidak ada hubungan antara naik kelas dan pandemi, karena naik kelasnya di 2019 seharusnya kita sudah naik kelas pada 2018, karena pertumbuhan ekonomi melambat dan nilai tukar tuh jeblok," tuturnya. 

Faisal pun menyarankan agar pemerintah fokus saja pada pemulihan kesehatan dengan pengendalian masalah Covid-19, disamping juga melanjutkan upaya-upaya perbaikan ekonomi nasional. Tujuannya adalah agar ketika masa pandemi berakhir, Indonesia benar-benar sudah siap untuk 'Gas Pol', menggenjot perekonomian.

"Jadi yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga on the right track secepat mungkin, dimana kuncinya adalah bagaimana kita bisa mengendalikan Covid. Jadi jangan anggap remeh, karena ekonomi sangat bergantung pada penanganan Covid. Jadi jangan dibalik-balik, ekonominya dulu baru Covid belakangan," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X