PBNU Sebut Penyerangan di Mabes Polri Menjadi PR Besar Bagi Bangsa Indonesia

- Rabu, 31 Maret 2021 | 21:05 WIB
 Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021).  (photo/ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). (photo/ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengatakan terkait aksi penyerangan yang terjadi di Mabes Polri menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi bangsa Indonesia bila aksi tersebut merupakan fenomena lone wolf, yaitu aksi teror dengan model bergerak sendiri.

"Menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa besar bagi kita warga bangsa, karena fenomena lone wolf tidak mudah dideteksi. Mari tingkatkan kewaspadaan dan mari tidak takut pada teror," katanya melalui pesan video di Jakarta, Rabu (31/3) dikutip dari ANTARA.

KH Robikin Emhas menegaskan tidak ada agama yang membenarkan kekerasan, sehingga penyerangan terhadap Markas Besar Kepolisian RI harus dikutuk keras.

Baca juga: Calon Jamaah Akan Dites PCR Sedikitnya Tiga Kali Jika Haji Dibuka

"Penyerangan terhadap institusi negara, pengayom masyarakat, dan bagian dari penegak hukum; menggunakan dalil apa pun tidak bisa dibenarkan," kata Robikin pula.

Siapa pun yang melakukan aksi kekerasan, apalagi tindakan teror dengan mengatasnamakan agama, Robikin berani memastikan tindakan tersebut bukan berdasarkan ajaran agama. Sebab, agama apa pun secara tegas melarang segala bentuk kekerasan, apalagi aksi teror.

Robikin mengatakan sasaran utama aksi terorisme adalah menimbulkan rasa takut, karena dapat menimbulkan kekacauan dan ketidakstabilan di masyarakat.

"Mari kita lawan bersama, bersama bergandeng tangan untuk memperkokoh kebersamaan dan menjadikan keberagaman kekuatan untuk membangun peradaban bangsa," katanya pula.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X