Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan digadang-gadang akan ikut dalam gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Apakah langkah Anies bisa mulus setelah dirinya menduduki jabatan Gubernur DKI?
Menurut Pengamat Politik Ray Rangkuti, Anies justru akan kesulitan untuk maju. Apalagi, jika deretan kebijakannya saat ini hanya condong ke beberapa organisasi masyarakat (ormas).
"Kesan Anies yang mengutamakan basis seperti FPI dan GNFP justru merugikan Anies. Dia tidak bisa beranjak dari posisi kanan. Padahal saingannya lebih luwes. Anies mentok istilahnya," ungkap Ray Rangkuti saat dihubungi Indozone, Selasa (17/12).
Ia juga menjelaskan, kondisi kepemimpinan Anies di Jakarta saat ini juga bisa menjadi cerminan pemilih di 2024. Belakangan, Pemprov DKI Jakarta kerap menjadi sorotan masyarakat karena kebijakannya dianggap nyeleneh.
Ray Rangkuti kemudian menyarankan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, mengubah sikap politiknya. Jika tidak, bisa muncul celah pada Pilpres 2024.
"Untuk kepentingan politik, yang dia lakukan enggak bagus. Dia berada di bagian posisi kanan terus. Sementara saingannya makin lincah," ungkapnya.
Nama Anies Baswedan digadang-gadang maju sebagai kandidat Capres 2024. Bahkan, beberapa partai politik sudah melirik pria berusia 50 tahun tersebut.
